
MALANG, KabarKampus – Spanduk Anti PKI yang terpasang di Gedung Fisip Universitas Brawijaya (Fisip UB) mendapat tanggapan dari Dekan Fisip UB. Respon ini setelah spanduk anti PKI tersebut ramai di media sosial.
Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., Dekan Fisip UB mengatakan, pemasangan spanduk salah satu ideologi tersebut merupakan sebuah bentuk pandangan dan ekspresi yang wajar. Baginya spanduk yang terpasang tersebut memiliki pesan yang baik, mengajak untuk tetap menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai baik atau nilai-nilai luhur ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
“Namun, saya menyadari bahwa media dan ruangnya tidak tepat. Sehingga menimbulkan kontroversi atau kesalahpahaman,” kata Unti dalam konferensi pers menanggapi perihal spanduk tersebut di ruang sidang lantai 7, gedung A FISIP (17/02/2017).
Tapi menurutnya, hal tersebut bisa kita pahami, karena kampus adalah tempat belajar. Membuat kesalahan adalah lumrah bagi mahasiswa yang sedang belajar. Ia yakin, teman-teman yang menyampaikan pendapat ini sedang belajar untuk mengekspresikan pandangannya.
“Sehingga tidak ada hal yang perlu dibesar-besarkan maupun dikhawatirkan atas tindakan belajar itu,” kata Unti.
Selain itu kata Unti, FISIP juga mengajarkan tentang freedom of speech atau kebebasan dalam menyampaikan pendapat. Kebebasan yang diajarkan bukanlah kebebasan yang tanpa batas, tetapi kebebasan yang bertanggung jawab.
“Mengekspresikan pendapat dan pandangan, adalah hak setiap individu. FISIP UB sangat menghormati pendapat dan pandangan individu yang bersifat positif maupun negatif. Namun, penyampaian pendapat harus menggunakan media komunikasi dan konteks tempat yang tepat, karena pandangan atau pendapat yang disampaikan di media yang tidak tepat dan di ruang yang salah akan menimbulkan kesalahpahaman,” katanya kepada para wartawan.
Tak hanya itu, menurut Untu, mahasiswa di FISIP UB juga mempelajari semua aliran ilmu baik dalam perspektif western, asia, kritis, postmodern, positivistik, hingga ultra nasionalis. Begitu juga dengan berbagai macam ideologi seperti Kapitalisme, Sosialis, Komunis, Liberal, Nasionalis, Ultranasionalis
Semua aliran ilmu tersebut dipelajari sebagai dasar teori dalam menganalisis fenomena sosial yang terjadi setiap hari. Begitu juga ideolog, dipelajari tanpa melupakan untuk selalu mengajarkan ideologi Pancasila.
“Mata kuliah ini tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan kepada mahasiswa apa itu Pancasila, tetapi juga sekaligus mengingatkan kepada mahasiswa bahwa Bangsa Indonesia punya ideologi sendiri yang sesuai dengan karakteristik Bangsa Indonesia,” katanya.
Spanduk Anti PKI di Fisip UI yang menjadi perbicangan tersebut berisikan tulisan “Hindari Paham PKI”. Selain itu terdapat gambar logo PKI dimasukkan ke tempat sampah, tulisan Stop Simpati Pada PKI – Waspada Tipuan Kaum Kiri, Keep Calm and Bubarkan PKI, serta Waspadai Kebangkitan PKI.[]