JAKARTA, KabarKampus – Meski Jambore dan Silaturahmi Mahasiswa Indonesia di Cibubur dihadiri oleh tiga menteri Kabinet Jokowi JK, namun mahasiswa yang hadir tidak secara resmi diundang dalam kegiatan tersebut. Mahasiswa mangaku mereka hadir melalui undangan dari mulut ke mulut.
Salah satunya adalah Arif, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Arif mengaku tahu kegiatan tersebut dari mulut ke mulut. Ia mengikuti acara, karena memiliki kesamaan persepsi yaitu menjaga NKRI dan Kebhinekaan.
“Ketika rakyat diadu domba, sebagai mahasiswa kami tidak bisa berdiam diri,” ungkap Arif kepada KabarKampus, Selasa, (07/02/2017).
Kemudian kata Arif, dalam kegiatan jambore tersebut mereka ingin mempertegas ideologi Pancasila dan mempertahankan NKRI dari perpecahan bangsa. Selain itu mereka juga ingin menjatuhkan kebangkitan Orba yang santer berhembus.
“Saya awalnya undangan, terus ditunjuk menjadi humas Jambore Mahasiswa Indonesia,” kata Arif.
Namun kata Arif, diakhir kegiatan, ia bersama mahasiswa Jakarta lainnya, keluar dari acara jambore. Keputusan tersebut diambil, karena merasa konsep acara tersebut belum matang. Konsep untuk melawan Neo Orba dan kelompok yang ingin mengganti Pancasila belum siap.
“Sehingga akhirnya pada dini hari saya bersama mahasiswa Jakarta memutuskan untuk meninggalkan lokasi Jambore ,” ungkap Arif.
Selanjutnya, kata Arif, ia tidak mengetahui kesepakatan forum untuk aksi di rumah SBY. Namun menurutnya, mereka memilih target SBY, karena memandang SBY merupakan orang yang mendanai 411, 212 dan seterusnya.
“Itu kesepakatannya,” kata Arif.
Dari gambar dan rekaman suara yang diterima redaksi KabarKampus, sejumlah hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah mengenai sosok SBY. Mulai dari Blok Cepu, Kasus Century, BLBI, Proyek Gagal Hambalang dan sebagainya. Selain itu pertemuan tersebut juga membahas politisasi agama ala SBY dan politisi agama dalam aksi jalan sehat Spirit 2012 yang akan dilakukan pada 11 Febuari 2017 mendatang.[]