More

    Prilaku di Media Sosial, Pengaruhi Karir Kamu!

    Bagi kamu yang sedang mencari kerja, nampaknya harus benar-benar memperhatikan prilaku bermedia sosial. Sebab, selain kualifikasi yang sesuai dan CV yang memuaskan, saat ini perusahaan juga memperhatikan konten media sosial yang kamu share ke publik.

    Seperti dilansir dari laman JobDB.com, dalam sebuah penelitian yang dilakukan CareerBuilder.com menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan merambah ke social media untuk melakukan background check terhadap calon karyawan mereka. Sebanyak 45% dari perusahaan tersebut melihat media sosial sebagai salah satu pertimbangan dalam menerima calon karyawan.

    Namun sayangnya, para pencari kerja justru sering kali mengabaikan konten media sosial. Mereka beranggapan konten media sosial tidak akan memberikan pengaruh bagi penilaian sebagai calon karyawan.

    - Advertisement -

    Ada beberapa alasan yang membuat perusahaan enggan mempekerjakan calon karyawan terkait prilaku di media sosial. Sejumlah alasan tersebut diantaranya :

    • Kandidat memposting konten tentang kebiasaan minum atau menggunakan obat-obatan.
    • Kandidat menjelek-jeleknya perusahaan tempat ia bekerja dulu.
    • Kandidat membuat komentar yang berbau SARA atau diskriminatif
    • Kandidat berbohong tentang kualifikasinya.
    • Kandidat memposting informasi dari perusahaan tempat ia pernah bekerja.

    Jadi apa yang harus kamu lakukan?

    Bermedia sosial adalah hak setiap orang. Lalu saat kamu sedang mencari kerja, apakah harus puasa untuk update status di media sosial? Tentu saja tidak, namun kamu harus mempertimbangkan beberapa hal untuk menampilkan reputasi dunia maya yang positif.

    Pertimbangan tersebut diantaranya, album foto online di Facebook, atau tempat lainnya. Hapus foto yang bisa merusak reputasi kamu. Kemudian, jangan memamerkan hal-hal negatif ke dunia luar. Fokuskan kepada hal positif, baik yang berhubungan dengan dunia professional maupun personal. Cobalah untuk membuat grup khusus untuk profesi kamu atau bergabunglah dengan professional group yang ada di FB atau media lainnya. Ini salah satu cara menjalin hubungan dengan para pemimpin, rekruter atau sesama profesi.

    Selain itu kamu juga selektif menerima teman. Hanya karena orang meng-add kamu sebagai teman bukan berarti kamu harus selalu menerimanya. Kamu tidak akan pernah tahu siapa dibalik nama di FB atau Twitter.

    Kemudian jika kamu masih bekerja atau terikat dengan perusahaan tertentu, jangan membeberkan pencarian kerja kamu di dunia maya. Bukan tidak mungkin manajemen tempat kamu bekerja sekarang mengetahui hal tersebut dan menilai rendah loyalitas kamu.

    Bagaimana di Indonesia?

    Mungkin belum banyak perusahaan yang melakukan background check hingga ke social media. Akan tetapi mengingat besarnya pengguna situs jejaring pertemanan di Indonesia seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, MySpace, YouTube, tidak menutup kemungkinan HRD mulai searching nama calon karyawannya di Facebook untuk menilai atau mengetahui lebih jauh tentang calon tersebut.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here