Menyelesaikan pendidikan sarjana selama 15 tahun di Teknik pertambangan Universitas Islam Bandung (Unisba), tak menjadi masalah bagi pria yang satu ini. Itu karena, sudah menjadi pilihannya untuk lebih banyak bergiatan di luar kampus. Pilihannya tersebut justru mengantarkannya menjadi Direktur Utama sebuah perusahaan tambang batu bara di Kalimantan Timur.
Dialah Himawan Nuryahya, Direktur Utama PT Pancaran Surya Abadi yang bergerak di bidang tambang batu bara tersebut. Saat ini aset yang ia miliki mencapai ratusan milyar rupiah.
Apa yang dilakukan Abah Aji hingga menyelesaikan kuliahnya selama 15 tahun? Rupanya sejak semester empat ia telah memiliki tambang sendiri. Ia juga sejak kuliah telah membuka galian C untuk membuka jalan di Cirebon.
Abah Aji mengaku, jiwa entrepreneur sudah dimilikinya sejak kecil sampai lulus kuliah. Selain membuka tambang sendiri, ketika kuliah ia juga berdagang kopi dan mengangkut sayur dari Lembang ke Kota Bandung.
Pria berambut plontos ini menceritakan, usahanya tersebut bermula ketika orang tuanya ingin membelikannya mobil. Tawaran tersebut kemudian ia manfaatkan untuk membeli mobil pick up. Dari sana ia mulai berdagang kopi di sekitaran Jalan Dago.
“Ketika itu dengan mobil pick up itu, sore saya dagang di Dago. Kemudian jam 11 malam, saya ngambil sayur dari Lembang ke Ciroyom dan Gede Bage,” kata alumni Tambang Unisba angkatan 1991 ini menceritakan kisahnya dalam acara pengukuhan HIPMI Perguruan Tinggi Unisba, Minggu, (18/06/2017).
Berbeda dengan adiknya yang ketika itu diberikan kesempatan yang sama. Adiknya tersebut justru membeli mobil sedan merk BMW. Sekarang mobil BMW tersebut tidak menjadi apa-apa.
Bagi Abah Aji, dari pengalamannya tersebut, menunjukkan bahwa entrepreneur adalah mindset. Bila mindsetnya bukan entrepreneur dia tidak akan memilih membeli mobil pick up untuk berdagang.
“Dari mobil pick up itu saya bisa punya toko handphone. Jadi bisa diambil kesimpulan berwirausaha adalah mindset,” tambahnya.
Selanjutnya, kata Ketua Ikatan Alumni Unisba ini, ia memulai usaha tambangnya di Kalimantan pada tahun 2004. Ketika itu ia memulai melakukan penyelidikan umum di hutan belantara Kalimantan untuk mencari potensi batu bara seorang diri. Ia juga mempresentasikan sendiri hasil penyeledikannya tersebut.
“Saya melakukan usaha sendiri, karena bukan pintar, tapi karena tidak memiliki modal untuk membayar orang,” katanya.
Kemudian, Abah Aji juga memberikan proposal atas temuan tambangnya tersebut. Namun tidak ada yang percaya. Hingga akhirnya ia menjual beberapa barang yang bisa menghasilkan uang untuk memulai usaha tambang di Kalimantan tersebut.
Selain memutar otak untuk memulai usaha tersebut, Abah Aji juga mengubah mindsetnya dalam berdoa. Bila banyak orang mengatakan pembagian doa dan berkerja adalah 25 dan 75 persen, ia membalikkan cara itu.
“Karena pingin berhasil, jadi segala sesuatunya tidak luput dari doa. Saya menjadikan doa menjadi 75 persen dan kerja 25 persen,” ungkapnya.
Hal itu kata Abah Aji, justru membuat usahanya berkembang. Semuanya banyak berubah setelah akhirat yang dicari dalam berwirausaha.
“Setelah mengejar akhirat, dunia mengikuti. Sudah terbukti sama saya,” ungkapnya.
Namun selain memiliki mindset seperti di atas, ada beberapa gaya berbisnis yang dipegang Abah Aji dan menurutnya harus dipegang oleh para entrepreneur.
“Entrepreneur harus memiliki kejujuran. Kepecayaan harus dijaga. Saya kalau berbisnis sama orang. Saya berbisnis ala islam, gentlemen agreemen,” jelasnya.
Saat ini untuk mendukung usaha tammbangnya tersebut, Abah Aji memiliki dua kapal tongkang. Selain itu ia juga memiliki pesawat jet untuk memantau kedua kapalnya tersebut.[]