Mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) merancang alat pengering ikan (Automatic Fish Dryer) dengan tenaga angin. Alat ditujukan untuk membantu nelayan yang memproduksi ikan asin.
Keempat mahasiswa tersebut adalah Ahmad Edi Waluyo dan M. Imha Ainun Najib (Prodi Teknik Informatika), Erna Mutiasari (Prodi Agroteknologi) dan Miftahul Inayah (Prodi Akuntansi) dengan Rina Fiati ST. MCs. sebagai dosen pembimbing. Inovasi yang mereka buat terinsipirasi dari masyarakat Kabupaten Pati yang memproduksi ikan asin dengan cara dijemur di bawah terik matahari.
‘’Di daerah pesisir Kabupaten Pati, banyak nelayan yang juga memproduksi ikan asin. Namun proses produksinya masih konvensional, yakni dijemur di bawah terik matahari,’’ ujar Ahmad Edi Waluyo.
Ahmad Edi Waluyo dan teman-temannya tersebut melihat, proses pengeringan secara konvensional ini memakan waktu lama. ‘’Proses pengeringan ikan asin dengan cara konvensional, bisa memakan waktu dua hari,’’ paparnya.
Dari sana, Waluyo dan teman-temannya melakukan observasi dan kajian. Hingga muncul ide membuat automatic fish dryer dengan menggunakan tenaga angin.
Mesin automatic fish dryer rancangan mahasiswa UMK ini memiliki tinggi mesin 120 cm dan lebar 40 cm, dengan kapasitas 3 rak atau sekitar 3 kg. Dalam proses mengeringkan ikan asin, hanya membutuhkan waktu enam jam.
Adapun energi angin yang dihasilkan, kata Waluyo diperoleh dari angin yang ada di daerah pesisir. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk energi listrik.
‘’Keunggulan lain automatic fish dryer dengan menggunakan tenaga angin ini, yaitu tidak terpatok pada cuaca. ‘’Dengan mesin ini, musim hujan pun nelayan bisa memproduksi ikan asin,’’ paparnya.[]