More

    Mahasiswa UI Kembangkan Mesin Pengolah Limbah Batik

    Plato, inovasi pengolah limbah industri batik.

    Kamu tentunya pernah menggunakan batik. Tapi tahukah kamu dalam pembuatan batik berdampak pada pencemaran lingkungan. Bahkan bila limbahnya bisa berdampak pada gangguan kesehatan pemicu kanker.

    Namun kamu tak perlu khawatir, karena mahasiswa Universitas Indonesia, telah mengembangkan sebuah inovasi pengolah limbah batik. Inovasi tersebut dinamakan Plato alias Pengolah Limbah Plastik Portabel.

    Para mahasiswa tersebut adalah Nur Sharfan (Teknik Kimia), Ahmad Shobri (Teknik Elektro), Fadhila Ahmad Anindria (Teknik Kimia), Rickson Mauricio (Teknik Kimia) dan Muhammad Akbar Buana (Teknologi Bioproses). Melalui alat yang mereka kembangkan, limbah batik dapat didegradasi secara optimal.

    - Advertisement -

    Sharfan, salah satu mahasiswa menjelaskan, Kota Pekalongan merupakan salah satu kota penghasil batik di Indonesia. Berdasarkan pengamatan mereka, industri batik di Pekalongan belum diiringi dnegan sitem pengolahan limbah yang baik.

    “Jumlah IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) komunal batik di Pekalongan baru ada tiga dengan kapasitas yang belum mampu menampung seluruh limbah produksi dari unit usaha batik,” ungkap Sharfan menjelaskan alasan mereka membuat Plato.

    Padahal ungkap Sharfan,  proses pengecatan dan pemberian warna pada kain menghasilkan limbah yang tidak sedikit jumlahnya. Hal ini membuat limbah batik berakhir atau dibuang di sistem perairan setempat.

    “Maka kami peduli untuk mencari solusi akan masalah limbah tersebut.  Alat yang kami ciptakan menggunakan teknologi elektrokoagulasi dan fotokatalis sehingga dapat mendegradasi limbah batik secara optimal,” jelasnya.

    (kika) Shobri, Rickson, Sharfan, Andre,dan Akbar.[]
    Di bawah bimbingan dosen Fakultas Teknik UI Prof. Dr. Ir. Slamet, MT., Plato menjadi sebuah prototipe alat pengolah limbah portable yang dirancang sedemikian rupa agar mudah digunakan oleh para pelaku home industry Batik. Dengan kombinasi metode elektrokoagulasi dan fotokatalis, unit ini dapat mengolah limbah jamak secara simultan, seperti limbah warna, limbah organik serta limbah logam berat.

    Menurut Sharfan, Plato memiliki keunggulan diantaranya dapat digunakan secara mobile, dapat digunakan secara bergantian oleh tiap pelaku usaha dalam suatu kawasan tanpa harus mengumpulkan limbah hasil pencucian batik ke IPAL. Dengan demikian, jumlah limbah yang dibuang ilegal ke sungai dapat berkurang.

    “Diharapkan alat ini mampu memberikan alternatif pengolahan limbah batik sehingga dapat menjadi solusi akan keresahan masyarakat di sekitar sungai,” tambahnya.

    Tak hanya itu dengan alat ini, air bersih yang telah diolah dari teknologi ini berpotensi untuk bisa digunakan kembali pada proses produksi batik. Dengan begitu penggunaan air pada proses produksi dapat mengalami peningkatan penghematan yang banyak.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here