More

    Filkom UB Kembangkan Kursi Roda Pintar

    Kursi roda pintar karya Filkom UB. Foto : Filkom UB

    Penyandang disabilitas kerap menggunakan alat bantu untuk memudahkan aktivitasnya. Salah satunya alat bantu kursi roda yang biasa digunakan oleh penyandang disabilitas tuna daksa.

    Namun tidak semua tempat bisa dijangkau oleh kursi roda konventional. Kadang pengguna kursi roda ini mengandalkan caregiver untuk menjangkau lokasi-lokasi tertentu.

    Masalah tersebut mendorong Grup Riset Computer Vision, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) membuat sebuah alternatif teknologi untuk memudahkan mobilitas penyandang disabilitas. Mereka menamakannya dengan ‘Smart Wheelchair’ atau ‘Kursi Roda Pintar’.

    - Advertisement -

    Fitri Utaminingrum, Dr. Eng., S.T, M.T, ketua Grup Riset Computer Vision mengatakan, selama ini kursi roda yang ada baik manual maupun otomatis masih membutuhkan kerja tangan penyandang disabilitas. Tangan tersebut digunakan untuk menggerakkan roda atau mengoperasikan joystick pada kursi roda listrik.

    Padahal penyandang disabilitas yang tidak memiliki tangan dan kaki akan sulit mengoperasikan kursi roda tersebut. Sehingga masih harus didorong oleh caregiver.

    Menurut Fitri, Smart Wheelchair generasi kedua yang mereka kembangkan sudah dilengkapi dengan teknologi multi navigasi yang memiliki lima fitur input perintah untuk mengoperasikan pergerakan kursi roda. Sebelumnya pada generasi pertama, hanya menggunakan remote control untuk menggerakkan kursi roda.

    Fitur yang ada pada kursi roda pintar generasi kedua ini pertama yaitu menggunakan input perintah melalui LCD yang terpasang di smart wheelchair. Pengguna tinggal menyentuh arah panah kanan kiri atau atas bawah pada layar LCD untuk menggerakkan kursi roda ke kanan kiri atau depan belakang.

    Kedua, kata Fitri adalah dengan menggunakan handphone. Dengan handphone ini memungkinkan pengguna dapat mengoperasikan pergerakan kursi roda dengan dikontrol melalui handphone yang telah terinstal aplikasi khusus.

    Ketiga, tambahnya adalah dengan menggunakan perintah suara, pengguna dapat menggerakkan kursi roda. Hanya dengan mengucapkan arah yang ingin dituju, kursi roda yang telah dilengkapi dengan sensor suara ini akan bergerak sesuai perintah.

    Selanjutnya, keempat adalah dengan pergerakan kepala, pengguna dapat mengontrol gerak kursi dengan gerakan kepalanya. Kemudian kelima adalah fitur human tracking, kursi roda akan bergerak mengikuti orang di depannya, sehingga guide atau caregiver tidak perlu mendorong kursi roda dan lebih bebas bergerak.

    Selain kelima fitur tersebut, menurut Fitri pada smart wheelchair generasi kedua ini juga telah dilakukan pengembangan pada prosesor yang digunakan. Sehingga respon gerak kursi roda terhadap perintah pengguna bisa lebih cepat.

    Begitu juga dengan mesin yang digunakan pada generasi kedua ini jauh lebih besar. Smart wheelchair dapat melaju lebih cepat dan mengangkat beban tubuh pengguna yang lebih berat hingga 100 kg.

    Rencananya, Fitri dan tim masih ingin terus smart wheelchair ini. Khususnya perbaikan pada setiap fiturnya agar dapat berfungsi lebih optimal.

    “Seperti dari fitur human tracking yang saat ini masih kurang optimal karena faktor cahaya juga masih mempengaruhi kemampuan lensa pada smart wheelchair untuk mendeteksi guide didepannya,” kata dosen FILKOM ini.[]

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here