More

    Mahasiswa Achmad Dahlan Kembangkan Robot Terbang Pemadam Kebakaran

    Tim bersama prototype pesawat tanpa awak Propeder.

    Kebakaran sering terjadi di Indonesia, terutama kebakaran dalam skala besar seperti kebakaran hutan. Berdasarkan analisis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan (BNPB), hutan seluas 2,6 juta hektar terbakar antara bulan juni hingga oktober 2015.

    Kebakaran hutan paling luas terjadi di Sumatera dengan 832.999 Ha. Kemudian disusul oleh Kalimantan dengan 806.817 Ha serta Papua dengan 353.191 Ha.

    Namun pemadaman kebakaran biasanya kurang efektif, karena memakan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Salah satunya bila pemadaman melalui jalur udara menggunakan pesawat, dibutuhkan pilot yang ahli dan bahan bakar yang tidak sedikit. Sementara bila dilakukan melalui jalur darat menggunakan pemadam kebakaran akan sangat sulit untuk menjangkau lokasi kebakaran.

    - Advertisement -

    Kondisi ini kemudian mendorong tiga mahasiswa Universitas Achmad Dahlan untuk mengembangkan pesawat tanpa awak untuk membantu pemadam kebakaran memadamkan api dalam skala kecil maupun besar dengan cara menebarkan dry chemical powder. Inovasi yang mereka kembangkan diberi nama Propeder “ Prototype Robot Terbang Pemadam Kebakaran”.

    Para mahasiswa tersebut adalah Rochkmat Diantoro, Muhammad Hamam Iqbal (Teknik Elektro), dan Eka Fitriyani (Fakultas Kesehatan Masyarakat) serta dosen pembimbing Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D. Proposal kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) ini, kini telah disetujui oleh Kemenristekdikti.

    Eka Fitriyani menjelaskan, kebakaran hutan tidak hanya berpengaruh pada perekonomian saja, tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan. Asap dari kebakaran hutan mengandung komposisi gas yang dapat berbahaya bagi makhluk hidup, khususnya manusia. Asap dari kebakaran hutan dapat menyebabkan terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

    “Apabila dilakukan pemadaman api oleh pemadam kebakaran yang terjun langsung ke dalam titik api, maka keselamatan dari pekerja pun bisa terancam,” kata Eka.

    Selain itu tambah Hamam, kerugian dari kebakaran hutan sangat serius, maka diperlukan upaya penanggulangan yang efektif dan cepat. Selain itu juga tidak membutuhkan biaya yang banyak serta dapat mengurangi resiko bahaya keselamatan pemadam kebakaran.

    “Maka kami menggunakan bahan kimia yang dapat memadamkan api secara efektif dan ramah lingkungan yaitu dry chemical powder,” papar Hamam.

    Hamam mengaku, Dry chemical powder digunakan, karena bahan ini ramah lingkungan, tidak beracun, tidak berbahaya bagi tumbuhan, hewan dan terutama manusia. Bahan ini juga tidak menghantarkan listrik dan dapat menahan radiasi panas.

    Rochkmat Diantoro, Ketua Tim menambahkan, hadirnya trobosan baru yaitu Propeder akan membantu mempercepat dan mempermudah pemadam kebakaran dalam upaya pemadaman kebakaran. Selain itu, waktu, keselamatan dan biaya jadi lebih efisien karena pemadam kebakaran tidak perlu terjun langsung ke dalam titik api dan dapat mengoperasikan Propeder dalam jarak jauh.

    Sehingga ungkap Rockhmat, dapat menghindari resiko keselamatan yang mungkin terjadi. Kemudian biaya juga lebih efisien karena tidak perlu menggunakan bahan bakar seperti untuk helicopter atau pesawat.

    “Selain dari tujuan utama Propeder untuk membantu pemadaman kebakaran, kami juga ingin mengajak teman-teman generasi muda agar tergerak untuk menciptakan suatu alat teknologi yang berguna dan dapat membantu masyarakat, karena Ini adalah masanya yang muda untuk berinovasi,” ungkap Rochkmat.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here