More

    Mahasiswa Unisma Berhasil Terapkan Model Matematika Knisley Pada Siswa SMP

    Mahasiswa Unisma berhasil terapkan model “Batas Mol MPMK” kepada siswa SMP 01 Islam Batu, Malang.

    Tiga mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) mengembangkan model pembelajaran “Batas Mol MPMK”. Model ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep berdasarkan gaya belajar siswa.

    Ketiga mahasiswa tersebut adalah Irsyadatul Mahmudah, Munawaroh, dan Ahmad Rosikin. Model yang digarap dalam rangka Program Kreativitas Mahasiswa ini telah berhasil mereka terapkan di SMP Islam 01, Batu Malang.

    Batas Mol MPMK” merupakan singkatan dari “Pelajaran Bangun Datar Segiempat melalui Model Pembelajaran Matematika Knisley. Model ini terdiri dari empat fase yaitu konkrit reflektif, konkrit aktif, abstrak reflektif, dan abtrak aktif. Sehingga menanaman kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki lebih mudah dengan melalui empat fase tersebut.

    - Advertisement -

    Irsyadatul Mahmudah, selalu ketua tim menjelaskan, model pembelajaran matematika Knisley ini dapat menjadi alternatif bagi guru dalam menindak lanjuti kualitas pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

    “Dalam penelitian kami ini menghasilkan bahwa penerapan pembelajaran “Batas Mol MPMK” berhasil dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Irda ini

    Akan tetapi menurutnya, siswa dengan gaya belajar kinestetik tidak cocok dengan pembelajaran ini. Hal tersebut karena dalam pembelajaran “Batas Mol MPMK” kurang adanya aktivitas pembelajaran yang disukai siswa dengan gaya belajar kinestetik.

    “Untuk itu Irda, penerapan model pembelajaran matematika Knisley sangat mendukung keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep yang diterapkan pada siswa dengan gaya belajar visual dan auditorial,” tambah Irda.

    Sementara itu Chofifah selaku guru SMP Islam 01 Batu mengaku, penerapan pembelajaran “Batas Mol MPMK” ini sangat mengesankan, karena membuat siswa menjadi lebih aktif dari biasanya. Menariknya dalam pembelajaran ini guru dan siswa berperan aktif, serta cara berpikir dari konkrit ke abstrak yang membuat siswa lebih memahami pelajaran.

    “Dan satu hal yang membuat pengalaman bagi saya. Dalam program ini adalah melihat gaya belajar yang dimiliki oleh siswa sehingga kita akan mengerti model seperti apa yang sesui dengan mereka,” tutur Chofifah.[]

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here