Nongkrong lama-lama di kafe dengan sedikit jajan sering kali membuat pelaku usaha kuliner dilema. Hal ini tentu mempengaruhi pendapatan yang bisa diterima oleh pelaku usaha.
Namun kini mahasiswa ITS menemukan jalan tengah dari permasalahan tersebut. Solusi tersebut adalah melalui aplikasi bernama Alarm Nongkrong.
Dialah Jihan Firka Mahirah, Kalam Al Jibran, Narendra Dedy Winata, dan Mahardika Favian Alfandaviska yang mengembangkan aplikasi tersebut. Aplikasi yang mereka buat menerapkan konsep Industri 4.0
“Kita sering menjumpai pelanggan yang berlama-lama menikmati fasilitas dengan pembelian yang sedikit, hal itu tentu merugikan UKM,” keluh Narendra Dedy Winata.
Ia menjelaskan, Alarm Nongkorong menggunakan sistem kerja jarak jauh menggunakan internet dan tanpa kabel. Aplikasi ini akan mengonversi harga makanan atau minuman yang dibeli untuk diubah menjadi satuan waktu.
“Dari situ dapat ditentukan kapan pelanggan tersebut boleh menggunakan fasilitas atau memesan lagi dengan maksimal waktu satu jam,” jelas mahasiswa Departemen Teknik Industri tersebut.
Aplikasi Alarm Nongkrong dilengkapi sejumlah fitur diantaranya fitur permainan, berita, browser, dan hotspot. Selain itu aplikasi ini juga berguna untuk mendapatkan data pelanggan dan penjualan yang akan digunakan untuk pertimbangan untuk proses bisnis kedepannya.
“Data aktivitas konsumen dapat direkam dan dipantau langsung oleh UKM hanya dengan menggunakan aplikasi server secara online,” tutur Rendra.
Rendra dan teman-teman pun telah menguji keberhasilan aplikasi ini. Mereka menjadikan Aiola Eatery, Surabaya sebagai mitra untuk mengujinya.
“Aiola Eatery memiliki peminat yang cukup tinggi, jadi banyak pelanggan yang datang dan tidak mendapat tempat duduk karena banyak pelanggan yang duduk berlama – lama,” tutur mahasiswa asal Jakarta ini.
Menurut Rendra, sejak diluncurkannya Alarm Nongkrong ini, keluhan pelanggan yang tidak mendapatkan tempat duduk pun langsung teratasi. Pelanggan mengetahui kapan harus meninggalkan tempat melalui notifikasi ketika waktu telah habis. Pelanggan yang masih ingin berlama-lama di Aiola Eatery pun diarahkan untuk memesan makanan dan minuman kembali atau tidak dapat menggunakan fasilitas yang ada.
Rendra berharap penerapan teknologi dan industri 4.0 ini tak hanya dilakukan oleh perusahaan besar, tetapi juga oleh pelaku usaha kecil seperti UKM. UKM juga diharapkan dapat menerapkan konsep Industri 4.0 agar dapat beradaptasi dengan perkembangan global dan persaingan pasar.[]
Sumber : ITS