Kita akan belajar tentang apa itu “politik” dan apa itu “gerakan sosial”. Untuk mempelajari politik dan gerakan sosial, kita akan mempelajarinya dari apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita atau sebut saja “politik keseharian” sampai dengan apa yang terjadi dalam kehidupan bernegara atau sebut saja “politik pemerintahan”; dan untuk memperlajari gerakan sosial, kita mulai dari “krisis sosial” sampai dengan “perubahan sosial”.
Mengapa kita harus belajar politik dan gerakan sosial? Pertama, politik adalah sesuatu yang berhubungan langsung dan erat dengan kehidupan sehari-hari. Kedua, gerakan sosial adalah sesuatu yang terjadi ketika ada masalah (politik) dalam kehidupan sehari-hari kita dan bagaimana cara memperbaiki keadaan atau merubah situasi dan kondisi kita. Ketiga, kita tidak bisa menghindar dari politik, dan cara terbaik ketika masalah politik adalah dengan melakukan gerakan sosial.
I. POLITIK: DARI KESEHARIAN SAMPAI PEMERINTAHAN
Dari mana kita belajar politik? Apakah harus mulai dari Teori-Teori Politik? Mungkin itu untuk mereka yang sedang kuliah di Ilmu Politik atau di bidang ilmu lainnya yang berhubungan dengan politik. Oleh sebab itu, kita di sini tidak akan belajar politik dari teori terlebih dahulu. Namun kita belajar politik mulai dari yang mungkin bisa kita pahami lebih mudah: dari kehidupan sehari-hari atau keseharian yang kita jalani.Politik tidak hanya tentang perebutan kekuasaan eksekutif dan legislative, bahkan yudikatif saja. Politik juga bermakna sebagai pemerintahan, bagaimana menyusun aparaturnya sampai penyelenggaraannya.
Politik juga dimaknai sebagai seni atau cara-cara untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan kita. Apakah hanya kepentingan-kepentingan yang besar? Tidak juga, kepentingan-kepentingan yang paling sederhana sekalipun, misalnya tentang bagaimana kita bisa makan, minum, bahkan tidur dengan nyaman. Politik adalah keseharian kita, keseharian kita adalah politis.
Politik tidak hanya menjadi urusan para elit politik atau politisi yang selama ini kita anggap paling berhak mengatur kehidupan kita dalam bernegara dan lain sebagainya. Politik juga menjadi urusan kita, urusan siapa saja yang mau dan ingin mewujudkan apapun kepentingan kita. Bagaimana kita mewujudkannya? Tentu saja kita bisa memilih jalan yang lurus ataupun berbelok-belok, jalan yang baik ataupun yang buruk, jalan yang benar ataupun jalan yang salah. Meskipun setiap orang punya pandangan masing-masing atau subjektif dalam menilai, namun semua orang juga punya pandangan bersama yang menjadi kesepakatan dan menjadi objektif. Pandangan yang objektif tentang nilai, norma, dan etika tersebut dilahirkan dan diciptakan karena kita bersepakat bukan? Jika kita tidak sepakat maka kita menghapuskannya atau menghilangkannya bersama-sama.
I. 1. Politik Keseharian
Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa keseharian kita itu politis. Apakah kita bertanya mengapa kita harus terpapar kampanye pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislative (pileg) serta pemilihan kepala daerah (pilkada)? Ada beberapa jawaban yang mungkin bisa kita ajukan: pertama, itu adalah resiko ketika kita bernegara dan kita adalah warga negara. Kedua, itu adalah resiko karena kita bernegara dan menjadi warga negara yang menerapkan sistem politik yang demokratis. Pertanyaan selanjutnya, apakah kita harus ikut serta dalam kampanye dan atau kita harus ikut serta dalam memilih calon presiden, calon legislative, dan calon kepala daerah? Apa yang mengharuskan kita ikut serta dalam semua itu? Apakah itu berguna bagi keseharian kita? Nah, mengenai hal ini, kita bisa memahaminya lebih lanjut dalam politik pemerintahan. Namun yang perlu kita tekankan di sini adalah, bahwa kehidupan keseharian kita tidak terlepas dari politik (pemerintahan) yang mungkin selama ini kita tidak pernah memperhatikannya dengan lebih serius.
Oke, sekarang kita beralih pada masalah yang lain. Mengapa harga-harga kebutuhan hidup kita yang primer, sekunder, dan tersier mengalami kenaikan (dan mungkin juga penurunan)? Apakah itu ada hubungannya dengan politik? Bagaimana kita memahami hubungannya? Jawaban singkatnya adalah iya dan pasti. Mungkin kita berpikir tentang pasar. Bahwa kenaikan atau penurunan harga-harga kebutuhan hidup kita itu dipengaruhi oleh dinamika pasar di mana hukum ekonominya adalah jika penawaran lebih banyak sementara permintaan lebih sedikit maka harga menjadi murah. Begitupun sebaliknya, jika penawaran lebih sedikit sementara permintaan lebih banyak maka harga menjadi mahal.
Namun apakah kita percaya bahwa hukum ekonomi dalam pasar itu tidak ada hubungannya dengan politik? Tentu saja ada hubungannya, dan ini disebut sebagai politik ekonomi atau ekonomi politik. Bahwa situasi dan kondisi pasar dengan hukum ekonominya tersebut ternyata bisa dipengaruhi oleh (kebijakan) politik (pemerintahan) negara. Bukankah negara yang berhak untuk menciptakan atau menghancurkan pasar yang ada di setiap negaranya atau pasar internasional di mana setia negara terlibat di dalamnya? Oleh sebab itu, ada yang disebut sebagai relasi atau hubungan antara negara dan pasar. Negara bisa memilih untuk mengatur pasar dengan ketat, atau memilih mengatur negara dengan longgar. Sehingga dari sini kita bisa memahami bahwa berapa harga yang harus kita bayarkan untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan di pasar adalah urusan politik.
Pernahkah kita berpikir bahwa kebudayaan tradisional di kampung kita mulai berkurang bahkan menghilang keberadaannya? Mengapa itu bisa terjadi? Apa pula hubungannya dengan politik? Ternyata menjaga kebudayaan tradisional adalah bagian dari politik (kebijakan) kebudayaan yang juga harus menjadi perhatian kita semua, dan terutama menjadi kewajiban (pemerintah) negara untuk menjaga dan melestarikannya. Demikianlah adanya, bahkan ketika kita menyadari bahwa lingkungan sekitar kita dan alam semesta mengalami kerusakan karena bencana akibat tangan-tangan manusia, ternyata tangan-tangan manusia (melalui politik) juga yang harus bertanggungjawab untuk memperbaikinya. Lingkungan yang kotor dan menjadikan kehidupan kita tidak sehat dan tidak nyaman, ternyata membutuhkan politik (kebijakan pemerintahan) juga.
I. 2. Politik Pemerintahan
Salah satu konsep yang sangat umum dalam politik pemerintahan adalah negara dan demokrasi. Negara secara sederhana dapat dipahami sebagai organisasi sosial terbesar yang pernah ada dalam lingkup nasional sebuah masyarakat. Kebesaran negara adalah karena kepemilikannya akan berbagai kekuatan yang material atau nyata seperti wilayah (territorial), penduduk (warga negara), dan juga pengakuan (kedaulatan). Selain itu negara memiliki kekuatan bersenjata yang diakui secara legal formal. Bahkan ketika negara seperti Indonesia-pun, melibatkan militer atau Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengelola urusan pangan[1]. Negara dijalankan atau diselenggarakan oleh sebuah pemerintahan yang menghasilkan sebuah rezim (aturan main) yang diciptakan sebagai sistem pemerintahan. Demokrasi adalah salah satu sistem politik pemerintahan yang paling umum atau popular dipilih dan digunakan.
Di dalam demokrasi, lebih dari sekedar menjamin hak-hak individu bagi setiap warga negara. Namun lebih penting lagi adalah keterlibatan warga negara dalam berbagai urusan publik. Tantangan demokrasi dalam politik pemerintahan adalah beragamnya kepentingan dan ekspresi publik dari warga negara. Gagasan demokrasi menyaratkan adanya pengakuan eksistensi atau keberadaan dan peran aktif warga negara. Untuk mengedepankan warga negara maka cara yang paling sederhana adalah adanya gerakan demokrasi (Purwo Santoso dalam Hiariej & Stokke, 2017: vii). Salah satu contoh paling kongkrit dalam berdemokrasi adalah ketika gerakan sosial menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dalam bernegara. Selanjutnya kita akan mempelajarinya secara singkat berikut ini.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>