More

    Kurangi Limbah Dengan Mesin Pencacah Plastik Kresek

    Tingginya penyebaran sampah plastik masih menjadi persoalan serius yang dihadapi Indonesia. Bahkan, data Jambeck (2015) menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar kedua penghasil sampah setelah China.

    Mesin pencacah plastik krecek karya peneliti UGM. Dok. UGM

    Salah satu yang membuat Indonesia ada di posisi tersebut adalah produksi sampah plastik yang tinggi. Masyarakat dalam kesehariannya masih bergantung pada plastik. 

    Peneliti Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) mencoba menjawab masalah tersebut. Mereka mengembangkan inovasi berupa mesin pencacah plastik kresek.

    Adalah Dr. Muslim Mahardika bersama Dekan Fakultas Teknik, Prof. Nizam, Dr. Rachmat Sriwijaya,  Sigiet Haryo Pranoto, dan Fajar Yulianto Prabowo yang mengembangkan mesin pencacah plastik kresek tersebut. Inovasi itu dibuat untuk mengembangkan pengolahan sampah plastik menjadi produk bernilai tambah, termasuk mengurangi sampah plastik yang ada di masyarakat.

    - Advertisement -

    “Hasil cacahan plastik tersebut digunakan sebagai bahan daur ulang plastik yang digunakan oleh pabrik daur ulang plastik  dan juga sebagai bahan campuran aspal,” tutur Dr. Muslim di Laboratorium Teknologi Mekanik Fakultas Teknik UGM, kepada wartawan, Kamis, (13/02/2018) kemarin.

    Ia mengungkapkan, mesin pencacah plastik krecek, dibuat berdasarkan permintaan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang membutuhkan bahan plastik sebagai bahan campuran aspal untuk pembangunan ruas jalan. Mesin dikembangkan sejak awal tahun 2018 ini, telah diproduksi secara massal oleh PT. Barata Indonesia dan telah dibagikan kepada pemerintah daerah dan masyarakat di sejumlah daerah Indonesia.

    Keunggulan Mesin Pencacah

    Mesin pencacah plastik krecek karya peneliti UGM. Dok. UGM

    Mesin karya Muslim dan kawan-kawan ini memiliki sejumlah keunggulan. Diantaranya adalah mampu menghasilkan cacahan plastik kresek dengan setelah 1-4 milimeter atau sesuai ukuran. Berbeda pada mesin pada umumnya, yang hanya bisa menghasilkan ukuran sekitar 0,5 cm.

    Tidak hanya itu, mesin pencacah plastik ini juga berdaya rendah yakni 2-5 HP. Sementara mesin serupa di pasaran biasanya berdaya 7-10 HP. Satu HP setara dengan 745,7 watt.

    Bentuk mesin dibuat tidak jauh berbeda dengan mesin yang ada di pasaran. Memiliki ukuran panjang mesin 1 meter, tinggi 1,7 meter, dan lebar 1 meter. Komponennya terdiri dari tempat penampung hasil cacahan plastik kresek (hopper), motor listrik, roda gila (fly wheel)belt, poros, serta pisau statis dan pisau dinamis.

    “Sebagian besar mesin ini dibuat dengan memanfaatkan komponen lokal,” jelas Muslim.

    Mekanisme kerjanya menggunakan motor listrik AC yang ditransmisikan menggunakan fan belt.  Sehingga memutar poros pisau untuk mencacah plastik dengan roda gila yang berfungsi sebagai penyimpan inersia dan mampu menghasilkan kecepatan putar mesin antara 400-1000 rpm.

    Selain itu tim peneliti juga mengembangkan mesin pencacah plastik dalam tiga tipe berdasar kapasitas cacahan sampah plastik. Tipe mesin itu adalah kapasitas kecil 10-20 kg/jam, kapasitas sedang 20-30 kg/jam, dan  kapasitas besar 40-50 kg/jam.

    Muslim dan tim peneliti berharap karya mereka mampu mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi sampah plastik. Selain itu, juga mendorong pengelolaan sampah plastik yang lebih baik di masa depan.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here