More

    Diskusi Panel “Jalan Panas Politik Mahasiswa pada Pilpres 2019”

    Pada 17 April 2019 nanti, Indonesia akan menggelar pemilu serentak, seluruh calon yang berada dalam rezim pemilu (Presiden, DPR, DPD dan DPRD) akan mengerahkan seluruh tenaganya demi citra yang elok dihadapan pemilih. Tapi konon katanya pesta demokrasi pada April nanti berbeda dengan sebelumnya, bukan karena si calon di setiap dapil adalah artis FTV apalagi mantan girlband dan boyband Indonesia, namun karena komunikasi politik yang berpusat pada Presiden sebagai tonggak utama, dalam teori disebut cottail effect, dimana para pemilih akan memilih calon DPR, DPD dan DPRD dengan melihat partai atau koalisi partai yang akan memilih Presidennya.

    Lantas timbul pertanyaan, dimana letak gerak politik Mahasiswa yang konon disebut sebagai Middle Class? Apakah harus ikut berkampanye simbol jari sana sini dan tegap dengan alasan logis untuk memilih? Ataukah malah harusnya melakukan kritik terbesar dalam demokrasi kepada calon dan sistem dengan tidak menggunakan hak pilihnya untuk datang ke TPS?

    Ikuti diskusinya bersama Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (UKM LPIK) UIN SGD Bandung pada:

    - Advertisement -

    Hari/Tanggal: Kamis 21 Maret 2019
    Tempat: Aula Student Centre
    Waktu: 14:00 WIB-Selesai
    Tema: Jalan Panas Politik Mahasiswa: Pilpres 2019

    Pemantik diskusi:
    1. RR Ina Wiyandiri (Ketua Gerakan Muslimat Indonesia Jawa Barat)
    2. Bilven Sandalista (Koordinator Ultimus)
    3. Deni Ahmad Haidar (ketua GP ANSOR Jawa Barat)

    Moderator:
    Fikri Azhari Fuaddilah (Ketua HIMA PERSIS UIN Bandung)

    Intelektual sejatinya harus dan wajib membahas permasalahan yang membumi, terlebih soal kekuasaan, sebab jika kekuasaan sewenang-wenang, maka sudah dipastikan proses berpikirpun akan mengalami hambatan signifikan.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here