BANDUNG, KabarKampus – Aksi Kamisan Bandung kembali digelar di depan Gedung Sate, Bandung, Kamis, (28/02/2019). Aksi yang yang telah menginjak hari ke 268 kali ini mengusung penolakan terhadap Dwi Fungsi TNI.
Noval, salah satu peserta aksi Kamisan mengatakan, rencana Dwi Fungsi TNI di era pemerintahan Joko Widodo menunjukkan, untuk kembali ke Orde Baru tidak perlu menunggu Presiden dari tentara. Presiden dari sipil juga bisa pro terhadap militerisme.
“Dwi Fungsi TNI belum dimulai saja, sudah banyak terjadi militerisme, seperti masih ada pembubaran diskusi, pembubaran aksi mahasiswa, dan penggusuran yang melibatkan TNI. TNI selalu ada di setiap penindasan rakyat,” kata Noval yang merupakan mahasiswa Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini.
Sehingga menurut Noval, bila rencana Dwi Fungsi TNI jadi dilaksanakan, maka rakyat akan semakin sulit mendapatkan haknya. Mereka sudah tertidas secara ekonomi, tidak memiliki daya secara politik, kemudian juga harus menghadapi refresifitas secara militer.
Sementara itu Dhyta Caturani pegiat Purplecode Collective yang hadir dalam Kamisan Bandung mengatakan, TNI atau tentara dimanapun secara profesional tidak memiliki posisi ekonomi dan politik di sebuah negara. Meskipun selama ini mereka telah menjadi alat untuk penguasaan politik dan pengusaaan ekonomi untuk menindas rakyat.
“Sejarah mencatat, Dwi Fungsi TNI tidak membawa kebaikan buat bangsa dan negara ini. Apabila rencana ini dilaksanakan, maka kita akan dilempar kembali pada situasi militerisme seperti selama 32 tahun di bawah Orde Baru,” ungkap mantan aktivis PRD ini.
Menurut Dhyta, belajar dari sejarah, sejak ada Dwi Fungsi ABRI, semua daerah di Indonesia terjadi pelanggaran HAM. Mulai dari pemberangusan, pemenjaraan, bahkan pembunuhan dan penculikan.
Sehingga, tambah Dytha, kalau mau belajar dari sejarahnya, sejak Dwi Fungsi ABRI, semua daerah di Indonesia yang terjadi pelangaran HAM dan tentara ada di bagian terdepan. Makanya, bila Dwi Fungsi TNI diadakan lagi, menjadi keniscayaan hal buruk terjadi lagi.
“ Saya mengajak teman-teman di Bandung dan rakyat Indonesia untuk bersoladiritas menolak Dwi Fungsi TNI,” ungkap Dhyta.