More

    Peringati Harkitnas, BEM SI Gelar Aksi Duka Cita di DPR RI

    Ilustrasi

    JAKARTA, KabarKampus – Peringatan Hari Kebangkitan Nasional menjadi moment berkabung bagi Aliansi BEM Seluruh Indonesia. Lewat momentum tersebut mereka menyampaikan rasa duka cita atas meninggalnya para petugas Pemilu pada Pemilu yang berlangsung 17 April 2019 kemarin.

    Aksi yang diikuti oleh sekitar 36 BEM dari berbagai kampus di Indonesia ini digelar di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin, (20/05/2019). Aksi mereka merupakan salah satu hasil Kongres Kebangkitan Mahasiswa yang telah diselenggarakan sebelumnya tanggal 18-19 di Kampus IPB, Bogor.

    Dalam aksi tersebut mereka mengenakan gelang hitam sebagai simbol duka dan kepedulian akibat tragedi kemanusiaan yang masyarakat Indonesia. Selain itu mereka melakukan upacara bendera setengah tiang sebagai bentuk duka cita pada tragedi yang terjadi.

    - Advertisement -

    Ghozi Basyir Amirullah, Koordinator Media BEM Seluruh Indonesia mengatakan, aksi ini sebagai simbol duka dan kepedulian akibat tragedi kemanusiaan yang menimpa bangsa ini. Hal tersebut karena, Pemilu yang di elu-elukan sebagai bagian dari hak asasi manusia dan perwujudan kedaulatan rakyat yang justru menelan korban hingga ratusan jiwa.

    “Lantas kita bertanya tanya, apakah sistem pemilu serentak ini menjadi sebab utama ataukah pelaksaannya yang carut-marut? Tentu, harus ada evaluasi mendalam pada pemilu serentak ini agar tidak terulang kembali,” terangnya.

    Oleh karena itu atas tragedi pemilu serentak tersebut, lanjut, M. Nurdiansyah, Koordinator Pusat BEM SI mendesak agar mereka mendesak pemerintah untuk membentuk tim independen guna mengevaluasi pemilu serentak 2019 dari perspektif kesehatan. Mereka juga mendorong Pemerintah dan DPR untuk melakukan evaluasi total terhadap sistem pemilu dan penyelenggaraan pemilu agar peristiwa ini tidak terulang lagi.

    “Kami mendorong pemerintah untuk menerapkan one gate data system dalam pendataan korban pemilu demi mendapatkan data yang akurat,” tambahnya.

    Selain itu, Presiden KM IPB ini menghimbau setiap elemen untuk melaporkan secara hukum apabila terdapat bukti pelanggaran hukum dibalik meninggalnya petugas KPPS. Kemudian juga menyeru kepada elit politik dan seluruh masyarakat untuk menghentikan politisasi terhadap isu kematian KPPS.

    Aksi dimulai pukul 14.30 WIB dengan orasi oleh beberapa kampus dari berbagai wilayah. Setelah Ashar, massa aksi kembali melakukan orasi dan meminta untuk masuk ke dalam Gedung DPR RI. Namun pihak Pangdam mengatakan bahwa tidak ada satupun anggota DPR berada di tempat.

    Sebelumnya, pihak Aliansi BEM SI telah memberikan surat audiensi namun sampai aksi berlangsung tidak ada tanggapan dari pihak DPR RI. Massa aksi yang kecewa masih melangsungkan aksi dan menunggu hingga waktu maghrib tiba, namun sampai di waktu tersebut tidak ada pemberitahuan lebih lanjut dari pihak DPR.

    Aksi ditutup pada pukul 18.30 WIB dengan pembacaan tuntutan dan pernyataan sikap. Nurdiansyah menyatakan rasa kecewa atas sikap DPR RI yang tak mau menemui massa aksi. Namun menurutnya perjuangan kemanusiaan tidak bisa berhenti pada hari ini saja, Aliansi BEM SI tetap akan berjuang sampai tuntutan berhasil dikabulkan.

    Selain BEM KM IPB, BEM kampus yang hadir dalam aksi ini yaitu UNSYIAH, USU, UNAND, UNRI, UNSRI, UNJA, UNJ, STEI TAZKIA, STEI SEBI, IPB, STT PLN, STT NF, UIKA, YARSI, UPN, UI, UNSADA, MERCUBUANA Jakarta, Pol. AKA BOGOR, PNJ, STID Al-Hikmah, UNSURYA, Al-Azhar, UNPAD, TELKOM UNIVERSITY, UNSIKA, UNSOED, UNDIP, UNY, UGM, UNNES, UB, ITS, UNAIR, dan PENS.[]

     

    Hidup Mahasiswa!
    Hidup Rakyat Indonesia!

    Tertanda,
    Koordinator Media BEM Seluruh Indonesia
    Ghozi Basyir Amirullah
    (085740664687)

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here