BANDUNG, KabarKampus – Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Kota Bandung kembali memperingati Hari Kemerdekaan West Papua yang biasa diperingati setiap tanggal 1 Juli di kawasan Asia Afrika, Bandung, Senin, (01/06/2019). Namun sebelum aksi dimulai, mereka telah dihadang oleh LSM Pemuda Mandiri Peduli Rakyat (PMPR) Indonesia yang telah lebih dahulu berada di Gedung Merdeka, Asia Afrika.
Aksi dua kelompok yang bersebrangan ini pun membuat puluhan polisi memblokade kelompok mahasiswa Papua yang hendak menuju Gedung Merdeka tersebut. Situasi ini pun membuat mahasiswa Papua sempat bersitegang dengan Polisi karena menolak untuk membubarkan diri. Kemudian aksi yang rencananya digelar di Gedung Merdeka bergeser sekitar 40 meter dari gedung tersebut.
Meski telah menjauh, LSM PMPR berupaya mendekati mahasiswa. PMPR dalam aksinya menyatakan menolak aksi memperingati Hari Kemerdekaan West Papua di Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di Kota Bandung.
Aksi yang hanya berjarak sekitar 20 meter membuat situasi makin memanas. Ada lebih dari 100 polisi baik bersenjata gas air mata, tameng, dan berpakaian bebas menengahi dua kelompok tersebut. Hingga akhirnya setelah sekitar satu jam masing-masing melakukan orasi, sekitar pukul 16.30 WIB mahasiswa membubarkan diri.
Aksi Aliansi Mahasiswa Papua bersama Front Rakyat Indonesia untuk West Papua ini membawa sebanyak enam tuntutan. Enam tuntutan tersebut yakni :
- Memberikan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratik bagi bangsa West Papua.
- Pemerintah Belanda bertanggung jawab dalam menuntaskan janji dekoloniasasi bagi West Papua.
- Menutup dan menghentikan aktivitas eksploitasi semua perusahaan negara-negara imperialis di tanah west Papua.
- Tari militer organik dan non organik dari tanah West Papua.
- Jamin kebebasan jurnalis di West Papua.
- Jamin kemerdekaan berkumpul, berpendapat, dan berekspresi bagi rakyat West Papua.
Foto : FaSaz