More

    Mahasiswa UGM Hasilkan Beton dari Sampah Plastik

    Sampah plastik masih menjadi masalah di Kota-kota besar di Indonesia. Namun di tangan lima mahasiswa UGM sampah plastik dapat diubah menjadi komposit beton.

    Para mahasiswa tersebut adalah Putra Makmur Boangmanalu, dan Sephanus Satria Wira Waskitha (Kimia), Vidiskiu Fortino Kurniawan (Ilmu Komputer), serta Nicolaus Elka Yudhatama dan Reza Yustika Bayuardi (Teknik Kimia). Inovasi yang mereka buat sebagai upaya mengurangi limbah plastik yang dapat langsung diaplikasikan kepada masyarakat.

    Putra menjelaskan, untuk memperoleh komposit beton ini digunakan bijih botol plastik jenis polietilen tereftalat (PET). Limbah plastik tersebut kemudian dicacah menggunakan mesin pencacah plastik untuk selanjutnya dipanaskan dengan suhu 410-580°Celcius selama sekitar 30 menit.

    - Advertisement -

    Langkah berikutnya lelehan plastik dicampur dengan pasir elod. Kemudian dicetak dengan ukuran 5cm x 5cm x 5cm dan dikeringkan selama tujuh hari.

    “Lelehan plastik tersebut digunakan sebagai pengganti semen,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Humas UGM, Selasa, (29/10/2019)

    Selanjutnya Elka menambahkan, komposit beton yang dihasilkan memiliki kuat tekan lebih tinggi dibandingkan dengan produk sejenis di pasaran. Produk komposit beton dari lelehan plastik ini mempunyai kuat tekan 15,52 MPa dengan pengeringan selama tujuh hari. Sedangkan kuat tekan beton M15 atau produk yang telah ada di pasaran dengan pengeringan selama 28 hari sebesar 15 MPa.

    “Artinya komposit beton plastik ini lebih kuat daripada beton yang biasanya digunakan,” ungkapnya. 

    Dapat Diproduksi Masyarakat

    Elka menambahkan, komposit beton dari limbah sampah plastik ini dapat dilakukan oleh masyarakat. Karena dalam pembuatan memakai material alat yang telah dimodifikasi. Sehingga nantinya dapat digunakan untuk paving blok.

    “Yang  masih menjadi pekerjaan rumah bagi kami adalah bagaimana bisa membuat komposit beton dengan harga yang kompetitif dengan batako biasa,” imbuh Vidiskiu.

    Dia menjelaskan bahwa batako biasa per buahnya dijual Rp2.500,00. Sementara komposit beton yang mereka kembangkan di harga sekitar Rp3.500,00 sampai Rp4.000,00 per buahnya.

    “Ini masih jadi tantangan bagi kami kedepannya,” tuturnya.

    Saat ini beton komposit inovasi mereka telah diaplikasikan di masyarakat pada program KKN 2019 di Desa Sepanjang, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Selain itu juga telah berhasil menghantarkan kelima mahasiswa tersebut menyabet medali emas dari ajang internasional 2nd World Innovation Technology Expo (WINTEX)  2019 di Jakarta.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here