*
Sebagai perbandingan, coba telisik dengan cermat bagaimana para penyair modern dunia ini menuliskan dengan benar sintaksis puitiknya:
BUMI DALAM DIRIMU
Karya Pablo Neruda
Mawar
mungil,
bulu-bulu halus
cerpelai,
terkadang,
mungil dan telanjang,
kelihatannya
seperti itulah engkau akan tercipta
di genggaman telapak tanganku,
seolah aku akan memetikmu
dan membawamu ke bibirku,
namun
tiba-tiba
kakiku menyentuh kakimu dan mulutku di bibirmu:
kau telah tumbuh,
bahumu naik seperti sepasang bukit,
payudaramu mengembarai dadaku,
lenganku hampir bersatu
melingkari
bulan mungil di pinggangmu:
di dalam arus cinta kau meregang seperti pasang laut:
sebab tak mampu mengukur keluasan langit dalam matamu
aku pun merunduk mencium bumi di bibirmu.
—————————————————–
DINI HARI
Karya Li-Young Lee
Sementara bebulir gandum melunak
dalam air, gemeletak
di atas api tungku, sebelum
sayur asin musim dingin diiris
untuk sarapan, sebelum burung bernyanyi,
ibuku meluncurkan sisir gading
pada rambutnya, berat
dan hitam seperti tinta kaligrafi.
Dia duduk melipat kakinya pada ranjang.
Jam tangan ayahku, mendengarkan
musik sisir
pada rambut.
Sisir itu,
menarik rambut ibuku
ke belakang, menggulungnya
sekira dua jari, ibuku menjepitnya
dalam sebuah sanggul di belakang kepalanya.
Selama setengah abad ibuku telah melakukan hal ini.
Ayahku suka melihat rambut ibuku tergelung.
Dia memujinya sebagai rambut yang resik.
Tetapi, aku tahu
hal begini oleh cara
rambut ibuku diurai
tatkala ia menarik penjepitnya.
Meluncur, seperti tirai
sewaktu mereka melepasnya pada malam hari.
—————————————————–
STUDI TENTANG DUA BUAH PIR
Karya Wallace Steven
I
Paedagogum Opusculum.
Sepasang pir jelas bukan biola,
Bentuk telanjang atau botol labu.
Mereka tak menyerupai apa pun.
II
Mereka cuma kuning muda
Tercipta dari garis kurva
Gembung manis ke bawah
Kemudian disentuh merah.
III
Mereka permukaan tak rata
Miliki gerak lengkung.
Mereka macam putaran
Terangkat runcing di ujung.
IV
Dalam cara mereka dimodelkan
Ada semacam irisan biru.
Sehelai daun kering terjuntai
Pada tangkai.
V
Kilauan kuning.
Kilauan dari aneka jenis kuning,
Sitrun, jeruk dan sayuran
Mekar pada kulit.
VI
Bayangan dua buah pir
Hanya bulatan pada selembar kain hijau.
Buah-buah pir tak selalu nampak
Sebagaimana pengamat berkehendak.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>
Terimakasih kepada penulis dan kabarkampus
Pada tulisan ini, kita akan menemukan kembali apa itu kerendahan hati, belajar dari dasar, belajar dari akar. Sebelum terlalu jauh dan terjebak fatamorgana, ada baiknya kita memahami ulang apa yang kita tulis.