Visualisasi AC-SAR pada berbagai medan dengan perubahan pada bannya
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) mendesain sebuah mobil pencarian dan penyelamatan (SAR). Mobil ini mampu melaju di medan yang sulit di seluruh dunia.
Adalah Made Arya Satria Dewangga dari Departemen Desain Produk ITS yang merancangnya. Mobil diberinama Audi Convert – Search and Rescue Edition ini pernah mendapat Judge’s Award pada Michelin Challenge Design 2020 yang bertemakan Upcycle, belum lama ini.
Made menuturkan, selama ini, Mobil SAR didesain hanya untuk satu medan khusus agar kinerjanya optimal. Sehingga memerlukan model mobil dan spesifikasi yang berbeda untuk tiap medan yang hendak ditempuh. Misalnya, mobil untuk misi di hutan berbeda dengan di padang es.
Made memberi contoh pengaplikasian AC-SAR di medan yang nyata yakni pada Gunung Batur, Bali. Di sana memiliki berbagai tipe medan yang berdekatan mulai dari bebatuan vulkanik, hutan, hingga tanah berlumpur. Ketika ada seorang petualang mengalami cedera dan butuh bantuan, mobil SAR biasa akan sulit dan bisa memakan waktu berhari-hari.
“Di sinilah AC-SAR itu berperan, operasi evakuasi dapat lebih efektif,” ujarnya dalam rilis yang dikelurkan humas ITS, Sabtu, (07/08/2020).
Sementara itu, desain AC-SAR yang ia rancang, mampu melaju di medan sulit dan beragam yang ada di seluruh dunia. Desain mobil ini memanfaatkan uni-ball, yakni berbagai jenis ban dengan fungsi medan berbeda yang berbentuk bola.
“Teknologi uni-ball ini cocok digunakan untuk mobil SAR karena dapat mendukung operasi di berbagai medan,” ungkapnya.
Mahasiswa angkatan 2017 ini menambahkan, mobil AC-SAR adalah hasil modifikasi dari desai mobil Audi ConverT oleh Jeon Min Woo dan Nam Dong Hoon yang merupakan desain untuk mobil balap LeMans, pemenang ajanya yang sama tahun 2017. Dalam modifikasi, Made menambahkan chassis atau tulang mobil, dan teknologi uni-ball yang dimodifikasi sedemikian rupa agar menjadi mobil SAR.
Desain dan sketsa interior pada mobil AC-SAR rancangan mahasiswa Desain Produk ITS
Selain itu juga, memodifikasi bagian interior dan eksterior mobil agar dapat memenuhi fungsi dan standar sebagai mobil SAR di seluruh dunia. Terdapat pula desain pendukung lain untuk memudahkan misi SAR.
Desain itu yakni, pertama, Quick Scan Diagnosis yang merupakan teknologi untuk mendapatkan hasil diagnosis cepat bagi korban yang terluka. Kemudian kedua, Reusable Tire yakni ban mobil yang dapat kembali ke bentuk bola ketika dilepas atau diganti sehingga dapat digunakan di misi lain.
Terdapat juga, lanjut Made, Search Drone yakni asisten multifungsi yang gesit dan fleksibel untuk menjangkau daerah sulit serta dapat mengangkat Supa-Med Box atau kotak medis yang memuat semua kebutuhan korban. Terakhir, yakni Electric Winch yang berguna untuk men-support mobil apabila tersangkut di lumpur atau batuan, serta menarik korban ke tepi danau.
Tidak hanya itu, lanjut pemuda kelahiran 1999 ini, AC-SAR yang menerapkan prinsip upcycle tersebut memiliki prinsip ramah lingkungan dan sustainable. Upcycle sendiri merupakan pengalihan fungsi suatu produk atau desain yang pernah ada secara kreatif agar memiliki nilai baru yang lebih dari desain sebelumnya. “Pemanfaatan desain lama ini dapat mengurangi limbah yang dihasilkan akibat produksi mobil yang sebelumnya,” terangnya.
Bagi Made, AC-SAR ini merupakan paket lengkap yang mendukung dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Meski tidak berharap banyak bahwa desain ini dapat direalisasikan pada waktu dekat, namun ia berharap dapat memberi inspirasi pada khalayak umum. “Semoga AC-SAR dapat menginspirasi individu lain untuk berkarya dan menuangkan ide liar lainnya,” tandasnya penuh harap.[]