More

    Mahasiswa ITS Gagas Energi “Charging Station” dari Kotoan Sapi

    Ilustrasi desain pemanfaatan biomassa berjenis biogas berupa charging station sebagai pengisi daya listrik

    SURABAYA, KabarKampus – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menganggas sumber energi dari biogas dari kotoran sapi menjadi sumber energi charging station pengisian daya baterai. Charging Station dari biogas ini nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik Indonesia.

    Adalah Muhammad Nidhommuddin, Badar Hasjim, dan Gita Marcella, mahasiswa Teknologi Rekayasa Instrumental ITS yang merancangnya. Charging Station Biogas buatan mereka nantinya dapat mengisi daya baterai kendaraan listrik hingga menyuplai listrik rumah tangga seperti lampu, kulkas, televisi, gawai, dan lainnya.

    Para mahasiswa ini beralasan, sumber biomassa berjenis biogas dari kotoran sapi di Indonesia jumlahnya sangat melimpah, namun pemanfaatannya masih sebatas untuk bahan gas rumah tangga saja. Sehingga mereka menggagas pemanfaatan sumber energi biogas berupa charging station untuk pengisian daya pada baterai tersebut.

    - Advertisement -

    Nidhommuddin, ketua tim mengungkapkan, jumlah biomassa berjenis biogas dari kotoran sapi di Indonesia jumlahnya mencapai 15 juta ekor. Namun, pemanfaatannya masih sebatas untuk gas rumah tangga, sehingga mengakibatkan surplus yang banyak.

    “Apabila dibuang maka gas metana yang terkandung didalamnya dapat membahayakan lingkungan sekitar dan kesehatan manusia, oleh karena itu perlu adanya pemanfaatan,” tutur mahasiswa yang biasa disapa Nidhom ini di laman resmi ITS.

    Untuk itu, lanjut Nidhom, jika sumber energi biogas ini dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, maka dapat menghasilkan energi listrik sebesar 2,4 gigawatt. Sehingga dapat mengurangi penggunaan energi fosil.

    Tahapan Kotoran Sapi Jadi Energi Listrik

    Nidhom menjelaskan, untuk dapat menjadi energi listri, kotoran sapi dimasukkan ke dalam reaktor dan dicampur air dengan rasio satu banding satu. Kemudian campuran tersebut disimpan selama 10 hingga 40 hari, hingga menghasilkan biogas.

    Kemudian, biogas akan masuk ke proses purifikasi untuk mendapatkan biogas murni dengan kandungan gas metana sebesar 98 hingga 99,5 persen. Biogas murni inilah yang akan digunakan sebagai sumber energi pada genset, sehingga genset tersebut dapat menghasilkan listrik yang dimanfaatkan untuk electrical charging.

    Charging station buatan mahasiswa ITS ini memiliki sejumlah keunggulan terdapat sistem kontrol rasio antara bensin dan biomassa jenis biogas, dan terdapat sistem Internet of Thing (IoT). Kemudian mampu mengatasi kekurangan charging station umum yang masih menggunakan energi matahari melalui solar cell.

    Charging Station dari biogas kotoran sapi ini didanai Program Kreativitas Mahasiswa – Karsa Cipta (PKM-KC). Tidak sampai situ saja, karya Nidhom dan tim juga berhasil membawa pulang medali perunggu pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2020 pada kategori poster.

    Karya para mahasisw aini sejalan dengan tren mobbil listri di Indonesia. Untuk itu Nidhom berharap, biogas dari kotoran sapi dapat  dimanfaatkan dengan optimal dan bisa mendukung penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

    “Semoga ide kami bisa diterapkan dan dapat mengatasi permasalahan terkait pengurangan penggunaan energi fosil,” harapnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here