More

    KKN Online, Mahasiswa Prasetiya Mulya Dampingi 158 Pengusaha Mikro

    Ibu Onih, mitra binaan asal Kuningan

    JAKARTA, KabarKampus – Kendala pandemi covid-19, tak menjadi halangan bagi lebih dari 1200 mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya untuk terjun langsung mempraktikan ilmunya ke masyarakat. Melalui program KKN bernama Community Development (Comdev), mereka mendampingi sebanyak total 158 pengusaha mikro (yang disebut sebagai mitra binaan) di wilayah Jawa Barat.

    Berbeda dengan KKN kebanyakan yang menempatkan kelompok mahasiswanya di suatu wilayah untuk membuat program kerja dalam lingkup desa atau kecamatan, program Comdev menempatkan satu kelompok mahasiswa untuk mendampingi satu mitra binaan. Karena perbandingannya 1:1, pihak kampus berharap pendampingan antara mahasiswa dengan mitra binaan akan jauh lebih intensif dan komprehensif.

    Program yang bertujuan untuk membantu pengusaha mikro dalam berbagai lini manajemen bisnis melalui mahasiswa ini biasanya dilaksanakan di desa selama satu bulan penuh. Tetapi karena adanya pandemi covid-19, pihak kampus terpaksa mengubahnya dengan metode daring, yaitu mahasiswa tetap dapat mendampingi mitra dengan tatap muka secara virtual.

    - Advertisement -

    Kelompok mahasiswa yang tergabung dari berbagai jurusan seperti bisnis, akuntansi, finance, branding, food business technology, dan sebagainya ini, mendampingi mitra usaha secara intensif dari rumahnya masing-masing. Berbagai media komunikasi virtual digunakan agar proses pendampingan tetap berjalan dengan optimal.

    Meski dilakukan secara daring, program Comdev ini diharapkan tetap dapat memberikan manfaat nyata bagi mitra binaannya. Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Onih, mitra binaan asal Kuningan, Jawa Barat, yang memiliki produk dengan merk dagang MODACAKE.CO.

    “Banyak banget (yang dibantu mahasiswa). Mulai dari cara mendapatkan pasar yang lebih luas, pencatatan keuangan, dan cara menentukan harga jual. Juga penjualan via sosmed,” katanya.

    Pendampingan via daring, tidak menjadi kendala bagi Ibu Onih untuk terus berdiskusi bersama mahasiswa perihal bisnis yang dijalankan. Salah satunya ia meminta saran via kepada mahasiswa masalah harga reseller yang tidak sama dengan yang ia jual.

    “Alhamdulillah responnya cepat. Langsung ditanggapi dan nemuin solusi,” ungkapnya.

    Bu Onih juga mengungkapkan, sebelum ikut (program Comdev), pencatatan usaha yang ia miliki belum ada. Ia juga dapat menentukan harga jual dan promo pun masih biasa saja.

    “Sekarang, semua pencatatan lebih rapih. Jadi kita tau pemasukan dan pengeluaran yang jelas. Punya katalog yang keren abis. Dibantu cara posting yang bagus biar lebih banyak peminat,” tuturnya saat dihubungi via chat whatsapp.

    Hal serupa diungkapkan oleh Bapak Nana Supriatna, pemilik usaha jahe merah instan dengan merk dagang Si Jagur. Baginya, mahasiswa membantunya dalam hal manajemen, pemasaran, serta cara promosi di shopee dan tokopedia. Tak hanya itu, mahasiswa juga membantunya menambah aset berupa hot air gun, mesin parut, dan mesin grinder.

    Hampir seluruh pengusaha mengalami masa sulit dampak pandemi covid-19, tak terkecuali mitra binaan Comdev. Melalui adanya program ini, diharapkan dapat menjadi sedikit angin segar bagi mereka untuk dapat bertahan dan bangkit perlahan.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here