More

    Upaya Petani Bertahan Dalam Tatanan Global

    Oleh: Layli Ramadani*

    Layli Ramadani bersama Ketua KUB-HIT, Bapak Zetria Edison St Bandaro Kayo di desa Ampang Gadang, Agam, Sumatera Barat. (ist)

    Indonesia sebagai negara agraris terbesar dengan bentangan alam luas membuat banyak masyarakat yang berada di pedesaan atau pegunungan memiliki pekerjaan sebagai petani. Menjadi petani sayuran, atau menanam padi, untuk dijual ataupun untuk konsumsi pribadi. Bekerja sebagai petani tidaklah mudah, mulai dari proses penanaman hingga pengambilan hasil, ada banyak hal yang harus diamunisikan kepada tanaman, dan yang paling utama adalah pemberian pupuk untuk terhindar dari hamayang merusak, mempercepat proses pembuahan, memperbanyak buah, hingga menyuburkan tanah dan tanaman. 

    Penulis bukanlah mahasiswi pertanian yang paham bagaimana manfaat pupuk bagi pertanian, namun terlahir di dalam keluarga yang mayoritas bekerja sebagai petani membuat penulismengerti bahwa pupuk menjadi salah satu alasan tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah dengan maksimal. Namun lonjakan harga pupuk non-subsidi mencekik para petani dengan harga yang sangat mahal, sedangkan untuk pupuk bersubsidi sangatlah susah untuk didapatkan. Penulis sering mendengar keluhan Ayahyang juga petani,setiap akan membuka lahan baru, modal yang semakin meningkat, masalah lahan yang masih di kontrak,hingga peningkatan harga pupuk yang bahkan sangatlah sulit untuk didapatkan. 

    - Advertisement -

    Dilansir dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 lalu, memperlihatkan bahwasanya pertanian berada pada posisi kedua sebagai penyumbang terbesar pendapatan negara atau setara 13,28% dari keseluruhan. Dapat dilihat bahwa pertanian menjadi sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara dan seharusnya negara mampu untuk memberikan akses yang lebih mudah terutama untuk pupuk agar pertanian di Indonesia dapat semakin berkembang dan meningkat. Meskipun pemerintah sudah memberikan subsidi namun untuk mendapatkan pupuk bersubsidi sangatlah sulit di pasaran. Pupuk bersubsidi hanya diberikan dua kali dalam setahun dan pupuk bersubsidi hanya disalurkan melalui Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di beberapa wilayah dan itupun kuantitas yang diberikan tidaklah mencukupi bagi setiap petani.

    Menurut Menteri Perdagangan Republik Indonesia(saat itu), Muhammad Luthfi, faktor yang menyebabkan kondisi yang sulit ini ialah kenaikan harga bahan kimia di pasar internasional yang kemudian mempengaruhi jumlah alokasi pupuk terutama pupuk bersubsidi di Indonesia semakin berkurang bahkan langka dengan harga yang semakin meroket tinggi. Pandemi Covid 19, konflik Rusia dan Ukraina, hingga krisis energi di kawasan Eropa menjadi penyebab utama kenaikan berbagai bahan kimia seperti phosphate rock, ammonia, KCL, gas dan juga termasuk minyak bumi yang berimbas pada peningkatan harga dan kelangkaan dua jenis pupuk yang sangat dibutuhkan petani seperti pupuk Urea dan ZA. Jika berbagai konflik internasional ini masih berlanjut maka kelangkaan dan kenaikan harga pupuk akan terus terjadi tidak hanya di Indonesia namun di berbagai negara agraris lainnya. 

    Alasan lainnya dari kelangkaan dan naiknya harga pupuk adalah krisis pangan yang semakin mengancam negara-negara di dunia,perubahanatau dinamikadi dalam struktur dan sistem internasional. Di mana perubahan drastis terjadi pada saat pandemi datang ditambah lagi dengan konflik Rusia Ukraina membuat banyak negara membatasi bahkan menghentikan ekspor produk pangan ke beberapa negara untuk mencukupi kebutuhan pangan di dalam negaranya sendiri. Alhasil mengakibatkan kenaikan harga dan kelangkaan sehingga mengakibatkan krisis pangan di beberapa negara. Akibat perubahan di dalam strukturinternasional ini, mendesak setiap negara untuk mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Swasembada atau pemenuhan kebutuhan sendiri merupakan salah satu kebijakan Presiden Joko Widodo yang melihat bahwa krisis pangan mulai mengancam Indonesia. 

    Swasembada yang digencarkan oleh Presiden Jokowi menuntut masyarakat untuk berinovasi dan bersinergi demi mencapai ketahanan pangan. Komunitas sosial sebagai komunitas terdekat dengan masyarakat mengambil peran utama dalam ketercapaian swasembada ini, karena mampu untuk mengaplikasikan dan menerapkan secara langsung berbagai kebijakan dan strategi dalam upaya pemenuhan pangan ini, salah satu contohnya ialah kelompok tani. 

    KUB HIT (Kelompok Usaha Bersama – Home Industri dan Tani) merupakan salah satu kelompok tani yang berada di Surau Kamba, Kanagarian Ampang Gadang, Agam, Sumatera Barat. KUB HIT ini beranggotakan para petani yang berada di sekitaran Surau Kamba yang kemudian saling bersinergi untuk dapat meningkatkan hasil pertanian. Setelah bergabung KUB HIT inilah Ayah dari penulis dan teman-temannya sesama petani mendapatkan banyak manfaat terutama kemudahaan untuk mengakses pupuk bersubsidi, meskipun tidak dengan kuantitas yang banyak setidaknya membantu untuk dapat terus menanam berbagai jenis sayuran dan mampu menghidupisampaisaat ini. 

    Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Ketua KUB HIT, Zetria Edison St. Bandaro Kayo, Beliau menyebutkan bahwa kelangkaan akan pupuk dan pengurangan subsidi pupuk memang sudah diatur oleh pemerintahan pusat sebagai respon atas keadaan pasar internasional yang saat ini tidak stabil. Sebagai kelompok petani yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk, KUB HIT hadir sebagai komunitas sosial yang mampu mengatasi krisis dan melawan keadaan yang ada. Meskipun tidak melakukan perlawanan secara langsung, namun berbagai strategi yang dilakukan dapat menempatkan para anggota dan masyarakat dalam posisi aman dari krisis yang datang. Karena jika hanya mengandalkan bantuan pemerintah yang saat ini melakukan pengurangan alokasi pupuk bersubsidi,maka keadaan petani akan semakin memprihatinkan. 

    Salah satu strategi yang dilakukan KUB HIT selain menerima bantuan subsidi pupuk dari pemerintah setiap tahunnya adalah dengan menggunakan pupuk kompos atau yang biasa dikenal sebagai pupuk organik. KUB HIT bersama dengan Pemerintah Kanagarian Ampang Gadang juga telah melakukan penyuluhan terkait pembuatan pupuk kompos dengan komposter melalui proses yang sederhana, fermentasi selama 30 hari. Komposter juga dapat disediakansendiri oleh para petani dan tidak membutuhkan peralatan yang mahal. Sehingga dengan menggunakan alternatif pupuk dapat meringankan pengeluaran modal bagi para petani dan petani tidak kewalahan lagi dengan langka dan mahalnya pupuk dan proses menanam sayuran tetap berjalan dengan lancar. 

    Selain itu, langkah yang akan dilakukan KUB HIT ke depannya dalam menghadapi krisis pupuk dan juga termasuk krisis pangan ini adalah dengan semakin menggencarkan pemberian materi dan skill terhadap petani terutama untuk pembuatan kompos. Selain itu upaya untuk memberikan pengetahuan yang lebih kepada petani agar lebih memahami kebutuhan bagi tanaman selain pupuk kimia, sehingga para petani dapat mengelola lahannya dengan kreatif tanpa butuh pupuk yang berlebihan. Kegiatan seperti penyuluhan dan pelatihan sangat dibutuhkan guna mempersiapkan petani terhadap berbagai tantangan baik itu datang dari pemerintah seperti pupuk atau bahkan tidak stabilnya harga hasil pertanian di pasaran. Selain itu, sebaiknya setiap kegiatan yang dilakukan oleh KUB – HIT dapat dilakukan secara gabungan dengan beberapa kelompok tani lainnya demi ketercapaian hasil yang maksimal tidak hanya berpusat di satu kelompok tani saja. 

    Langkah yang dilakukan oleh sekelompok kecil petani ini dapat menjadi langkah besar jika secara keseluruhan kelompok tani di Indonesia menerapkannya, apalagi jika pemerintah daerah dan pusat melirik keberadaan KUB HIT dan kelompok tani lainnya yang mampu untuk mencukupi kebutuhan pangan di beberapa daerah. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan kelompok-kelompok kecil di dalam masyarakat terutama kegiatan yang telah dilakukan KUB HIT dan mendukung segala kegiatan yang dilakukan mulai dari bantuan kucuran dana, masalah teknis, pembuatan kebijakan yang lebih pro petani, hingga pemberian pengetahuan lebih,sehingga strategi yang dilakukan berjalan efektif dan efisien. 

    Selain itu, KUB HIT juga harus mendorong pemerintah untuk dapat membentuk kebijakan yang tepat agar tidak terjadi lagi krisis pangan terutama masalah kelangkaan dan mahalnya harga pupuk yang menjadi kebutuhan utama petani. Salah satu cara yang dapat dilakukan KUB HIT adalah dengan menyampaikan berbagai aspirasi dengan memanfaatkan media sosial sehingga pemerintah dan masyarakat dapat mengetahui bagaimana keadaan para petani di tengah perubahan struktur internasional dan domestik. Dengan media sosial, masyarakat mulai sadar dan hal tersebut tersebar luas di media sosial setidaknya pemerintah mulai memperhatikan petani dengan keadaan yang sedang dihadapi sehingga pemerintah membentuk kebijakan yang semakin baik. Jika pemerintah tetap tidak bergeming atas apa yang terjadi terhadap petani dan ketahanan pangan semakin menurun, KUB HIT dapat bersinergi di dalam kelompoknya dengan semakin gencar untuk memberikan anggota berbagai pengatahuan dan ilmu agar dapat mandiri dan bertahan di tengah hantaman perubahan tatanan global. Dengan demikian KUB HIT menawarkan berbagai solusi jika pemerintah tetap tidak memihak terhadap petani meskipun jalan yang dilalui tidak semudah itu dikarenakan keadaan yang dinamis. 

    *Penulis adalah Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas (UNAND), di bawah bimbingan dosen Virtuous Setyaka, S.IP., M.Si.

    - Advertisement -

    5 COMMENTS

    1. Selamat Layli, membumikan HI dalam kajian di berbagai isu dan sektor termasuk pertanian di dalam negeri adalah salah satu tantangan yang harus dijawab oleh setiap akademisi HI. Terus berkarya untuk memahami dunia dan merawat Indonesia!

    2. Saya setuju, masalah pertanian jika tidak disikapi dengan serius akan berdampak luas, selain untuk ketahanan pangan, kesejahteraan juga masalah lahan, kurangnya minat pertanian membuat lahan pertanian diubah menjadi perumahan dan sebagainya, ini akan memperkecil sumber pangan ditengah masyarakat yang semakin banyak. Kita mungkin akan semakin dekat dengan krisis jika tidak segera berbenah

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here