Oleh: Devita Pebriani Purba dan Muhammad Novan Prasetya*
Siapa Fajar Sad Boy
Pemuda asal Gorontalo ini viral karena direkam oleh temannya ketika dia mengungkapkan isi hatinya mengenai perjuangannya yang tak pernah dihargai oleh mantannya. Videonya kemudian menjadi trending topik di aplikasi Tik Tok dan pada tanggal 28 Desember 2022 viewers nya mencapai 9,6 juta orang, 465.4 ribu orang yang menyukai dan 51.1 ribu orang membagikan.
Selain itu dia juga anak yang lihai dalam merangkai kata-kata tentang jatuh cinta hingga patah hati. Viralnya vidio Fajar Sad Boy di media sosial membuatnya dilirik oleh Youtuber selebritis seperti Denny Cagur, Atta Halilintar, dan Anji untuk menjadi bintang tamu di podcast mereka, bahkan berbagai acara televisi juga menjadikan Fajar sebagai bintang tamunya untuk menceritakan kisah sedihnya.
Revolusi Mental Jokowi
Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental yaitu menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong. Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala, seperti itulah gagasan Revolusi Mental yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956.
Pada periode Jokowi gagasan Revolusi Mental dibangkitkan kembali dengan konteks yang lebih modern. Ide dasar revolusi mental bertujuan untuk menggerakkan dan mengajak Pemuda Pemudi Indonesia memiliki jiwa bangsa yang terpenting yaitu jiwa merdeka, jiwa kebebasan untuk meraih kemajuan, punya mental yang kuat sehingga mampu mengembangkan diri meraih prestasi dan mengembankan potensi diri demi ibu pertiwi. Jokowi berharap melalui revolusi mental ini pemuda/i Indonesia bangkit dan menjadi pilar kebangkitan bangsa.
Fenomena Fajar Sad Boy dan kaitannya dengan Revolusi Mental
Fajar sejatinya anak di bawah umur (15 Tahun) yang seharusnya “bersenang” di sekolah untuk meningkatkan kompetensi diri, bukan dieksploitasi menjadi bahan konten di televisi dan media lain yang membahas masalah percintaan yang sering dialami orang dewasa. Kisah patah hati Fajar lebih sering ditampilkan media daripada berita prestasi pemuda/i seperti dua saudara Mischka dan Devon yang meraih 85 medali internasional yang diperoleh dari lomba di berbagai negara mulai dari China, Singapura dan di akhir tahun 2022 mereka mengibarkan bendera merah putih di Times Square New York Amerika, dan tidak kalah membanggakan ada siswa kelas 2 SD bernama Caesar Hendrik Meo Tnunay (Nono) asal Nusa Tenggara Timur yang Juara 1 Matematika tingkat dunia pada ajang International Abacus World Competition dan prestasi-prestasi lain yang membanggakan namun sering luput diliput dari pada tayangan-tayangan penuh sensasi.
Melihat fenomena Sad Boy ini, muncul kekhawatiran jika hal ini terus bertahan hingga menjadi trend. Nantinya, bisa saja muncul Fajar lain dari kalangan remaja yang sibuk mengurusi masalah patah hati daripada meraih prestasi dan mengembangkan potensi diri. Hal ini akan semakin mengaburkan nilai utama pemuda/i yang punya peran penting dalam mengembangkan revolusi mental yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa.
Sejatinya di masa kini peran kontekstual pemuda sangat dominan di semua lini, signifikansi dan relevansi peran pemuda/i harus terus dikembangkan hingga dapat menjadi revolusioner dan inisiator utama dalam menuliskan sejarah bangsa di masa depan.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>
Sebaiknya jargon revolusi mental ini jangan hanya menjadi bias bahkan angan-angan saja, sudah seharusnya pemerintah mengambil sikap tindak dalam memperbaiki mental anak bangsa kedepan.
Melalui tulisan ini semoga dapat menjadi inspirasi tidak kan ada lagi “Sad Boy ” Indonesia mendatang
Salam
Pemuda pemudi yang memiliki integritas yang tinggi sangat diperlukan dalam perkembangan bangsa dan negara. Begitu juga dengan revolusi mental ini,dimana bukan hanya tulisan semata yang di lontarkan tetapi dapat aplikasikan dalam perkembangan pola pikir pemuda pemudi.
Indonesia Maju, 2045
Tulisan ini sangat membantu dalam mewujudkan tujuan revolusi mental jokowi terkusus dalam perkembangan pola pikir lebih kekinian
Kemajuan teknologi informasi yg sangat masif memberikan peluang yg sangat besar bagi pemuda untuk berkarya di dunia maya. Namun peluang ini ibarat sebuah kapak bermata dua yg dimana bisa menjadi senjata untuk kita dan tidak menutup kemungkinan untuk melukai kita juga.
Dalam hal ini, revolusi mental yang digaungkan presiden jokowi masih perlu pengawasan yang sangat ketat agar generasi muda yang semestinya menjadi bonus demografi Indonesia untuk masa depan mampu memahami apa yang menjadi cita-cita pak presiden sebagai tonggak penerus untuk bangsa ini.
Revolusi mental bukan hanya di gaung-gaungkan saja namun pihak pemerintah juga harus mendukung dan menjadi contoh.
Fenomena seperti fajar ini akan terus terjadi seiringnya perkembangan zaman, menurut saya memang tak pantas anak se umur itu sudah berbicara soal cinta, namun di lihat di zaman sekarang sudah tak awam lagi untuk anak di umur segitu, dunia moderen ini sangan luas menurut saya pemerintah tak bisa menjamin kesejahteraan masyarakat nya, jadi biar lah fajar berekting dengan dramanya sebagai memakmurkan keluarganya, jalur kesusksesan orang berbeda-beda tidak bisa kita pukul rata dengan kepintaran akademi saja. Bercontohlah seperti DPR kita yang mulia yang pintar dan bergelar tinggi tapi kepintaran mereka hanya untuk membodohi masyarakat, tampa mewakili rakyat sama sekali.
Dengan karya tulis ini jadi bisa menambab wawasan dan sudut pandang yang baru sehingga dapat menambah cara berfikir kita agar lebih kritis dalam menanggapi dan mengetahui masalah atau topik” Yang ada
Liberal-demokratis