More

    Pikiran-Pikiran Palsu

    Oleh: Biiznillah, M.A.*

    Ilustration by Nick Lu, commart.com

    Sebuah lagu yang dinyanyikan dengan sembarangan adalah nyanyian yang kacau. Menyakiti pendengaran para pendengar dan merusak suasana hati. Orang-orang menyebut cara menyanyi yang kacau dengan sebutan fals. Suara yang tidak jelas. 

    Istilah Fals dalam musik bermakna notes that do not exist in the harmonic series. Seorang pemain musik yang memetik alat musik seperti gitar secara asal-asalan hanya akan menghasilkan suara yang kacau. Akibat dari tindakan yang menyimpang dari pola, hanya menghasilkan kekacauan.

    - Advertisement -

    Istilah Falasi yang dikenal dalam Ilmu logika tidak jauh berbeda dengan istilah fals, karena berakar dari kata dan makna yang sama yakni penyimpangan. Ibarat alat musik, Pikiran bisa dimainkan oleh siapa saja. Tapi hasilnya bisa berbeda tergantung apakah orang yang menggunakan Pikiran mengikuti aturan-aturan berpikir dengan benar sebagaimana pemusik memainkan alat musiknya dengan aturan-aturan musik. Sederhananya, falasi adalah penalaran yang polanya tidak eksis dalam logika. 

    Ada banyak falasi tersebar sebagaimana banyak pula musik-musik sumbang kita dengar. Akar dari falasi adalah ketidak selarasan penalaran dengan sistem atau pola yang logis. sebagaimana suara fals kita dengar dari ketidak seimbangan nada, notasi dan ritme. Salah satu Falasi yang sering terjadi dalam tindakan berpikir adalah “Argumentum Adhomenim”, yakni argumen yang menyandarkan kebenaran atau kesalahan hanya melihat dari sosok-sosok. 

    Jika sebuah pernyatan keluar dari orang yang tidak ia sukai, maka ia menyerang kepribadian orang tersebut untuk membutikan lawan bicaranya salah dan ini akan dilakukanya walaupun sampai ke ujung neraka. Jika orang yang mengeluarkan pernyataan tersebut adalah sosok yang menjadi idolanya, maka ia akan membela walaupun sampai harus berdusta berkali-kali hanya untuk membuktikan bahwa Idolanya benar. 

    Orang yang memiliki masalah dalam pikirannya punya kecendrungan hanya dapat percaya pada pernyataan orang yang disukainya sekalipun salah dan senantiasa menolak setiap pernyataan orang yang tidak disukainya sekalipun benar. Bagi orang jenis ini, ukuran benar dan salah bergantung siapa yang mengucapkannya. Jika yang mengucapkannya adalah tokoh idolanya, maka itu benar. Jika bukan, itu pasti salah. 

    Semakin banyak orang yang tak paham musik bermain alat musik, semakin kacaulah orkestra. Semakin banyak orang yang cacat berpikir mengeluarkan pernyataan, semakin kacau informasi. Semakin beredar berita-berita palsu, semakin berkuasa kebodohan. Dan tentu saja, kita tidak bisa meremehkan kumpulan orang-orang bodoh dalam jumlah besar.

    *Penulis adalah Dosen UIN FAS Bengkulu dan aktif sebagai peneliti PUSKAPP.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here