Bentuk kepedulian seperti apakah PBB terhadap perempuan Iran? Ribuan perempuan Iran menjadi korban kebijakan embargo brutal Barat selama 43 tahun. Ke mana bentuk kepedulian mereka? Sanksi Barat membuat banyak rakyat Iran tidak mendapat hak-hak dasarnya termasuk anak dan perempuan Iran. Bahkan pada masa pandemi Covid 19, Barat tetap memperketat sanksinya dan tidak memberikan kelonggaran dalam pembelian obat-obatan dan peralatan medis saat itu.
Dunia bungkam, para kelompok feminis, aktivis perempuan dan HAM tidak ada yang bersuara soal ini. Ke mana mereka saat itu? Tapi begitu Mahsa Amini tewas, itu juga tidak ada satupun pihak resmi yang bisa membuktikan bahwa dia mati digebuk polisi, tiba-tiba semuanya peduli dengan nasib perempuan Iran. Apa yang diinginkan PBB dari kepedulian terhadap perempuan Iran yang tiba-tiba itu?.
Jika kita melihat sejarah dan mekanisme pembentukan lembaga-lembaga internasional, termasuk PBB, setelah Perang Dunia II, kita akan menemukan bahwa lembaga-lembaga internasional tersebut pada dasarnya dibentuk oleh kekuatan-kekuatan politik-ekonomi dunia. Pembentukannya untuk menerapkan standar mereka sendiri untuk hubungan internal negara dan masyarakat lain. Karenanya sangat jelas bagi banyak orang di dunia, termasuk Iran, bahwa lembaga-lembaga seperti PBB, UNESCO, Komisi Hak Asasi Manusia, dan Komisi Status Perempuan, bukanlah institusi yang netral. Tetapi mereka adalah Lembaga ideologis dan posisional. Pendiriannya bertujuan menggunakan kekuatan lunak untuk menekan beberapa negara dalam situasi politik, ekonomi dan budaya.
Dalam peristiwa Iran baru-baru ini, yang sepenuhnya bersifat politis, tindakan Komisi Status Perempuan benar-benar dapat diprediksi. Seperti biasa, isu-isu perempuan dan hak asasi manusia di Iran adalah alasan campur tangan dalam hubungan internal negara oleh AS. Artinya, tindakan politik yang sama yang diterapkan Amerika Serikat terhadap Iran dan negara-negara di kawasan. Karena sanksi kejam dan hasutan perangnya diterapkan dengan cara yang lebih lembut oleh lembaga internasional.
Di Dewan Keamanan, PBB mengeluarkan resolusi terhadap Iran. Di Komisi Perempuan, PBB membuat pernyataan tentang diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan di Republik Islam dan meminta Iran untuk dikeluarkan. Artinya, dengan semua langkah tersebut, PBB telah menjadi alat AS untuk semakin menekan dan mengucilkan Iran, bukan bentuk kepedulian terhadap perempuan Iran. Sebab kalau benar peduli pada nasib perempuan Iran, apa perempuan Iran terkecualikan dari dampak sanksi yang diterapkan pada Iran?
*Penulis adalah Founder Perempuan Bersuara.