More

    Masalah Mahalnya Beras Harus Dilihat Secara Luas dan Mengakar

    Persoalan harga yang muncul hari ini karena kurangnya stok beras di Bullog hanya satu dari berbagai masalah lain. Misalnya birokrasi yang jelek serta pencatatan komputer yang belum dilakukan secara maksimal menyebabkan data kurang tepat. Dampak lainya, muncul kemungkinan untuk terjadinya tindak korupsi. Menggunakan paradigma Moore kita dapat melihat permasalahan harga beras di Indonesia disebabkan pasar menguasai kendali atas pangan. 

    Bagaimanapun pasar lebih mengutamakan keuntungan bukan kepentingan atau kedaulatan rakyat. Integrasi sistem perekonomian Indonesia ke dalam sistem pasar menyebabkan perusahaan pertanian lebih diuntungkan. Karena pertanian tidak lagi menguntungkan, para petani muda pergi ke kota menjadi buruh. Kemudian sentra beras yang terpusat di pulau Jawa menyebabkan pertambahan biaya transportasi saat beras diedarkan ke berbagai daerah. Seharusnya setiap pulau di Indonesia memiliki sentra beras masing-masing untuk mengurangi biaya transportasi. 

    Kemudian masalah beras ini juga tidak bisa terlepas dari masalah ideologis. Revolusi hijau mendorong padi menjadi komoditas primadona yang mengeliminasi berbagai alternatif pangan yang ada. Berbagai pangan tradisional yang menjadi identitas dan sejarah masyarakat sejak lama dialihkan ke beras. Dari situlah masyarakat mulai ketergantungan akan beras.

    - Advertisement -

    Untuk mengatasi masalah hegemoni beras dan ketahanan pangan, para penggerak perlu berkolaborasi bersama dengan gerakan lain secara terorganisir dan membentuk jaring-jaring sosial yang mengangkat berbagai isu. Misalnya gerakan budaya bisa mengarahkan preferensi konsumsi masyarakat pada pangan tradisional mereka. Alasannya adalah cara seseorang makan maupun pilihan makanan mereka sebenarnya dipengaruhi oleh budaya. 

    Ken Ndaru juga menjelaskan bahwa hampir semua kebijakan ekonomi Soeharto sebelum 1985 adalah subsidi besar-besaran. Ada dua faktor yang mempengaruhi diberlakukannya kebijakan tersebut, pertama harga minyak tahun 1973  melambung tinggi karena karena Perang Yom Kippur. Indonesia mendapatkan keuntungan yang besar dari peristiwa itu. Namun Soeharto tidak membangun sektor pertanian dan tetap setia pada program Revolusi Hijau yang berpihak pada liberalisasi pertanian.

    Keberpihakan Soeharto pada perusahaan pupuk memberikan keuntungan yang luar biasa bagi mereka. Banyak perusahaan kimia luar negeri saat itu masuk lewat investasi lokal, salah satu yang terbesar perusahaan DuPont. Karena dukungan dari pemerintah perusahaan menjadi semakin kuat bahkan hingga sekarang. Bagi Ken Ndaru Orde Baru dan Reformasi merupakan dua wajah berbeda dari fondasi logika yang sama: bagaimana mentransfer kekayaan dari produktivitas tani ke perusahaan multianasional. 

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here