Rusia tidak dapat membenarkan tindakan Israel saat ini yang merusak gagasan untuk mendirikan negara Palestina. Rusia mengutuk terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya. Rusia juga mengutuk pembunuhan kepala Politbiro Hamas di Teheran.
“Pembunuhan politik tidak dapat diterima dan memiliki konsekuensi yang sangat berbahaya, yang disertai dengan eskalasi tajam di zona konflik Palestina-Israel dan degradasi besar-besaran situasi regional,” tegas Alexey Rykov.
Menurutnya, pada 10 Agustus lalu, Moskow juga sangat terkejut dengan berita tentang serangan rudal Israel di sekolah Tabi’in di Kota Gaza. Ia menegaskan kembali posisi Rusia yang berprinsip dan konsisten tentang perlunya kepatuhan yang ketat terhadap norma-norma hukum humaniter internasional. Kami mencatat dengan penyesalan bahwa serangan semacam itu di Jalur Gaza, yang menjadi korban warga sipil, bersifat sistematis dan menyerukan kepada Israel untuk menahan diri dari menyerang objek sipil. Kami percaya bahwa tidak ada dan tidak dapat ada pembenaran untuk itu.
“Rusia menyerukan kepada semua pihak tanpa kecuali yang dapat memengaruhi situasi di Jalur Gaza dan di Timur Tengah secara umum untuk menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan lebih lanjut terhadap situasi dan jatuhnya korban baru di kalangan warga sipil. Kami mendesak penghentian segera kegiatan-kegiatan permukiman yang melanggar hukum,” tegas Rykov.
Rykov menyebut bahwa Rusia menekankan masalah yang sangat penting adalah mencapai persatuan antar-Palestina pada platform politik Organisasi Pembebasan Palestina. Pada akhir Februari dan awal Maret 2024, Moskow menyelenggarakan pertemuan yang membuahkan hasil dari semua faksi Palestina. Tiongkok baru-baru ini menyelenggarakan pertemuan perwakilan dari semua gerakan Palestina, yang menghasilkan penandatanganan deklarasi. Namun, prosesnya belum berakhir.
“Pencapaian tujuan-tujuan mendesak ini akan menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk memulai kembali perundingan damai berdasarkan landasan hukum internasional yang diakui secara umum demi kepentingan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat yang hidup berdampingan secara damai dan aman dengan Israel. Hanya dalam kasus tersebut, ketidakadilan historis sehubungan dengan bangsa Palestina dan hak fundamentalnya untuk menentukan nasib sendiri akan diperbaiki,” ungkap Alexey Rykov menutup paparannya.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>