More

    Ide Relokasi Warga Gaza dari Trump Memantik Tanggapan Dunia

    Bahkan dari dalam negara AS sendiri pun menuai konflik. Partai Demokrat mengecam tindakan tersebut sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip Amerika sendiri, sebagaimana yang disampaikan oleh senator Chris Murphydan menyebut tindakan itu sebagai “Lelucon yang Buruk“.

    Di sisi lain, Partai Republik mengungkapkan pernyataanya melalui Senator Linsey Graham yang secara jelas pendukung setia Trump bahwa “Mayoritas warga Carolina Selatan tidak antusias dengan gagasan mengirim pasukan Amerika untuk mengambil alih Gaza”. Pernyataan lainnya datang dari Senator Chris Coons yang blak-blakan lagi. Ia menyebutkan bahwa “Rencana itu sebagai kegilaan total”. 

    Otoritas Palestina juga menolak rencana pemindahan warganya ke negara mana pun. Pernyataan ini ditegaskan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang mengatakan pihaknya tidak menerima proyek apa pun yang bertujuan untuk mengusir rakyat kami dari jalur Gaza. Terlebih lagi pernyataan dari Milisi Hamas selaku pihak yang mendominasi Gaza juga telah menolak keras wacana Trump dengan bersumpah akan menggagalkan rencana pemindahan itu sebagaimana mereka selalu menggagalkan rencana serupa di masa lalu. 

    - Advertisement -

    Dari sekian pernyataan, jelaslah bahwa upaya kekuatan eksternal untuk membangun kontrol atas Gaza akan menghadapi perlawanan yang sama. 

    Meski telah mendapatkan penolakan, Trump menyatakan dirinya percaya bahwa Mesir dan Yordania akan menerima usulannya untuk menyediakan rumah bagi warga Gaza pada kamis 30 Januari 2025. “Mereka akan melakukannya. Kami melakukan banyak hal untuk mereka dan mereka akan melakukannya”, ujar Trump

    Alasan Trump bersikeras memindahkan warga Gaza ke Mesir dan Yordania adalah karena kondisi di jalur Gaza saat ini “Sangat berantakan“ sehingga tidak layak dihuni oleh warga Palestina. Ia juga ingin “Membersihkan“ Gaza dari kerusakan akibat perang serta dari konflik yang telah berlangsung selama berabad-abad. Hal tersebut ia katakan kepada wartawan Aljazeera di dalam Air Force One pada Sabtu, 1 Februari 2025.

    Banyak analis berpendapat bahwa Trump tidak benar-benar bermaksud memindahkan warga Gaza ke tempat yang lebih aman seperti apa yang ia sampaikan sebelumnya, melainkan pembersihan etnis. Kepala Program Palestina/Israel di Arab Yousef Munayyer, mengatakan gagasan pembersihan etnis Gaza semacam ini bukan hal baru. Wacana ini sudah beredar sejak pecahnya perang pada 2023 silam. 

    *Penulis adalah anggota FPN (Free Palestine Network)

    - Advertisement -

    5 COMMENTS

    1. Bahkan media barat berupaya menormalisasi proposal Trump untuk pembersihan etnis di Gaza serta memiliki tujuan untuk membenarkan proposal tersebut.

      * Sky News ; President says he wants US to take ownership of Gaza so he can level it for jobs and housing.
      * Time ; Trump proposes US take over Gaza, level it and build resort.
      * The Independent ; Trump uses Netanyahu press conference to suggest the US will own Gaza.

      Headlines diatas berupaya menggambarkan pembersihan etnis sebagai hal yang positif.

    2. Pengusiran dan pemindahan paksa warga Palestina bukan hanya pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa Keempat tahun 1949 dan Statuta Roma ICC. Tetapi secara praktis sebagai upaya menghapuskan identitas nasional Palestina dan menggantinya dengan identitas Israel.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here