More

    Ketika Mahasiswa dan Presiden Indonesia Hadapi Realitas Politik di Turkiye

    Cara Erdogan Membangun Identitas Bangsa Religius

    Bermula saat Erdogan naik ke tampuk kekuasaan sebagai Perdana Menteri Turkiye pada 2003. Kemudian menjadi Presiden Turkiye sejak 2014 sampai sekarang. Beberapa reformasi Ataturk pun dihapus oleh Erdogan termasuk penghapusan larangan wanita berkerudung. 

    Hal ini pun dibahas Wardah dalam ceritanya. “Sampai ada temen sekelas aku mungkin umurnya udah punya anak dan cucu, baru kuliah sekarang, semesternya sama kaya aku. Dia bilang: ‘Saya dulu ga kuliah, karena dulu disuruh buka  hijabnya. Jadi saya ga mau. Jadi memutuskan untuk kuliah sekarang,” celotehnya. 

    - Advertisement -

    Erdogan sendiri memiliki ciri khas populisme dan nasionalisme religius yang di mana retorikanya membela umat Islam dan seperti memperkuat identitas era Ottoman di Turkiye. Arah seperti ini yang membuat politik luar negerinya aktif dengan memosisikan diri sebagai salah satu suara dunia Islam. 

    Erdogan percaya bahwa Islam bisa berjalan berdampingan dengan kemajuan dan teknologi. Kebijakannya membuat pendukungnya merasa kebebasan muslimnya bisa kembali diperjuangkan. Namun gelombang protes di era pemerintahan Erdogan tak pernah benar-benar reda. 

    Sering terjadi aksi demonstrasi terkait krisis ekonomi dan hak-hak sipil. Begitupun dengan pembungkaman demokrasi dengan mengendalikan media dan mengkriminalisasi aktivis serta jurnalis. Nilai-nilai religius Erdorgan yang mendominasi ruang publik juga sudah jelas dianggap pendukung Ataturk sebagai pengkhianatan terhadap warisan di negeri sendiri. 

    Anomali Pidato Prabowo di Turkiye

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here