More

    Ketika Mahasiswa dan Presiden Indonesia Hadapi Realitas Politik di Turkiye

    Podcast Kabar Kampus Keliling Dunia Episode-9 dengan tema “Kuliah di Turki, Antara Kemal Ataturk dan Erdogan”.

    Tempat di mana Eropa dengan Asia bisa bersalaman. Disitulah Turkiye berdiri dengan anggun, penuh cerita, dan tak pernah kehilangan pesona. Negara ini bukan sekadar lintasan sejarah. Negara ini adalah panggung tempat peradaban besar saling bertemu dan meninggalkan jejak keindahan yang masih terasa hingga hari ini. 

    Di sana, selat Bosphorus mengalir tenang, memisahkan dua benua, namun mempersatukan jiwa-jiwa yang singgah. Termasuk memisahkan Istanbul sebagai nadi keindahan Turkiye yang dinamis, kuno, sekaligus modern. Di kawasan ini yang akan membuat Kawan Kampus mendengar gema adzan dan harmonisasi lonceng gereja dalam satu langit. 

    Keindahan Turkiye tak hanya ada pada bentang alamnya. Ia juga hidup dalam keramahan orang-orangnya. Membuat obrolan-obrolan sederhana di kios kebab menjadi sangat bermakna. Situasi itu akan membuat Kawan Kampus sekilas ingin hidup di sana untuk berkuliah di sana. 

    - Advertisement -

    Namun di balik keramahan warga Turkiye, sudah siapkah Kawan Kampus dihadapkan dengan pertanyaan “Kamu lebih suka Mustafa Kemal Ataturk atau Recep Tayyip Erdogan?”. Pertanyaan inilah yang didapatkan oleh Wardah Jamilah Qurani, seorang mahasiswi di Turki. 

    “Jadi dulu aku pernah mencari rumah buat tinggal di sini dan kebetulan pencari rumahnya itu mungkin pengikutnya Ataturk. Dengan ngobrol-ngobrol katanya menjurus ke arah yang memang politik ke sana. ‘Kalian suka siapa, Erdogan atau Ataturk?’ Kita cuma senyum senyum aja karena takut salah bicara,” celoteh Wardah dalam wawancara eksklusif YouTube Kabar Kampus Keliling Dunia. 

    Ia juga menceritakan bahwa masyarakat di Turkiye terbelah dua rasa fanatik, yaitu yang masih menganggap era pemerintahan Ataturk zaman dulu dengan kepemimpinan Erdogan sekarang. Fanatisme ini pun sangat berpengaruh saat pemilihan Presiden di Turkiye. 

    “Keadaanya itu menurut aku kaya baik-baik aja. Cuma pemilu presiden itu memang ada beberapa kota yang misalnya satu kota itu terlihat mendukung Erdogan. Misalnya (Kota) Siva ini mendukung Erdogan tapi ada juga pendukung Ataturknya. Misalnya kalo ga mau Erdogan, dia tuh memilih beberapa calon yang lain,” jelas Wardah.  

    Mahasiswi yang tinggal di Kota Siva ini juga mencontohkan Kota Izmir yang mayoritas pendukung Ataturk. Alhasil, pemilu sebelumnya sangat sedikit masyarakat yang memilih Erdogan. Bahkan di dalam rivalitas Fenerbahce dan Galatasaray di sepak bola Turkiye, nama Ataturk berpengaruh besar. 

    Ataturk menjadi ikon bagi pendukung Fenerbahce. Ia adalah dianggap pahlawan karena kepemimpinannya dalam gerakan nasional dan kemerdekaan Turkiye. Lalu siapakah Ataturk ini sampai masih banyak yang mempercayainya sejak pemerintahan 1920-an sampai 1930-an?

    Bapak Arsitek Republik Turkiye Modern

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here