Kota-kota Belgia seperti Liège dan Verviers juga telah menunjukkan solidaritas terhadap Palestina. Dikenal dengan keterlibatannya yang aktif dalam isu-isu hak asasi manusia global, Liège telah menjalin hubungan dengan berbagai kota di dunia, termasuk Ramallah di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Pada April 2023, Dewan Kota Liège memutuskan untuk menghentikan seluruh bentuk hubungan dengan Negara Israel, dengan mengecam otoritas Israel yang dinilai menerapkan rezim apartheid, kolonisasi, dan pendudukan militer.
Meskipun keputusan ini bersifat simbolis—karena Liège tidak memiliki hubungan formal dengan Israel maupun kedutaannya—resolusi tersebut secara efektif mencegah kemungkinan hubungan di masa mendatang. Sebelumnya, pada tahun 2021, Liège telah mengeluarkan resolusi untuk mengecualikan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pendudukan wilayah Palestina dari kontrak-kontrak kota, serta menyatakan dukungan resmi terhadap gerakan BDS.
Verviers, kota Belgia lainnya, mengambil langkah serupa. Pada Mei 2023, Dewan Kota Verviers menyetujui mosi untuk mencegah pembentukan hubungan institusional dengan Israel, yang diajukan oleh anggota Partai Sosialis, Partai Buruh, dan Konfederasi Ekologis. Melalui langkah-langkah ini, Liège dan Verviers menjadi kota ketiga dan keempat di Eropa yang mengambil posisi tegas terhadap kebijakan Israel, mengikuti jejak Barcelona dan Oslo.
Terdapat kemiripan dalam fenomena aktivisme kota-kota tersebut, yakni kepemimpinan berada di tangan kelompok kiri. Pola ini mencerminkan tren yang lebih luas, di mana pemerintahan kota beririsan dengan ideologi progresif yang menjunjung tinggi norma-norma global, seperti hukum internasional dan hak asasi manusia. Kota-kota ini berada dalam sistem demokrasi dengan tradisi gerakan sosial yang kuat, yang mendorong tuntutan atas solidaritas dan keadilan lintas batas negara.
Tindakan-tindakan seperti memutuskan hubungan dengan institusi Israel atau menginisiasi kebijakan boikot tampak lebih progresif—bahkan radikal—dibandingkan posisi yang diambil oleh pemerintahan nasional mereka maupun negara-negara Barat lainnya. Meskipun kota-kota ini tidak memiliki kekuatan politik langsung untuk memengaruhi kebijakan Israel terhadap Palestina, aktivisme mereka menegaskan posisi simbolik dan normatif yang penting.
Hal ini menunjukkan bagaimana pemerintah lokal dapat memperjuangkan nilai-nilai global dan menyuarakan kepemimpinan moral dalam isu-isu konflik internasional. Inisiatif-inisiatif tersebut menegaskan peran kota sebagai aktor signifikan dalam jaringan advokasi global, yang mampu membangkitkan solidaritas tanpa batas serta menantang status quo melalui tindakan lokal yang dilandasi kesadaran global.
*Dosen Hubungan Internasional Universitas Lampung.
Artikel ini merupakan luaran penelitian penulis. Luaran lain dalam bentuk makalah penelitian lengkap (preprint) dapat diakses pada https://bit.ly/4dpN4O7







Gerakan kemanusiaan global terus bangkit. Berani bersikap dan bersuara tentang kebenaran, tidak bisa terus dibungkam dan disandera materi oleh para kapitalis dan yg merasa berkuasa.
Palestina menjadi magnit kebangkitan itu. Jayalah Palestina.
Setuju! Kemanusiaan tidak boleh tunduk pada kepentingan kapital dan kekuasaan. Suara rakyat dunia kini menjadi kekuatan moral yang tak bisa lagi diabaikan. Palestina memang menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan dan kebangkitan nurani global. Semoga dukungan ini terus tumbuh hingga keadilan benar-benar ditegakkan. Free Palestine!
Apa yang terjadi di Gaza bukan sekadar konflik, tapi kejahatan kemanusiaan yang nyata. Saat negara-negara besar diam atau mendukung penjajahan, justru kota-kota dan masyarakat sipil di berbagai belahan dunia yang menunjukkan keberpihakan pada kemanusiaan. Aktivisme transnasional ini adalah bukti bahwa suara rakyat bisa menembus batas negara dan melawan ketidakadilan global.
Tulisan yg sangat bagus dan membuat pribadi ini berfikir bgmn cara menggerakan massa dlm jumlah yg banyak utk bisa bergerak bersama menunjukan aksi nyata dlm Boikot , masih bnyak org2 berhijab /muslim yg nongkrong makan di KFC,Mc Donal’s ,Starbuck dll ( d kota saya tinggal ),setiap melewati nya saya merasa miris dan berfikir mncari cara
Transnasional kota kota pendukung palestina,telah menjadi fenomena Global yang berpengaruh besar dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena Global ini menunjukkan bahwa kesadaran akan hak asasi manusia dan solidaritas dengan Rakyat Palestina dapat menjadi kekuatan yang kuat dalam memperjuangkan keadilan dan Hak asasi manusia. Dengan meningkatnya solidaritas,fenomena Global ini dapat memberikan tekanan pada pemerintah untuk untuk mengambil tindakan yang lebih kongkrit dalam mendikung Pakestina. Oleh karena itu fenomena Global ini harus terus didukung diperkuat untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
Situasi ini mencerminkan kegagalan komunitas internasional menegakkan hukum humaniter. Ketimpangan sikap negara-negara besar sungguh mencolok. Ini bukan konflik dua pihak, tapi dominasi sepihak yang terstruktur.