More

    Metodologi Manhajiyyah: Senjata Keilmuwan Mahasiswa Indonesia di Tunisia

    “Pengalaman pertama memakai sistem Manhajiyyah yang dipelajari di Universitas Az-Zaitunah Tunisia memang cukup menyulitkan dan membingungkan bagi pribadi saya. Sebab, tantangan terletak pada bagaiman cara menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk tulisan yang runtut, logis, dan jelas. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu saya merasa terbantu. Pada dasarnya Manhajiyyah membuat saya lebih mudah dalam mengembangkan gagasan secara tertib dan struktural.”

    Dhira Hanifatun Nabil

    Metodologi Manhajiyyah ini sangat terkenal dan dipakai oleh universitas-universitas yang ada di Eropa. Pada dasarnya tujuan metodologi ini dipakai agar mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis dan tidak selalu mengandalkan metodologi hafalan dalam menjawab persoalan. Kemudian, metodologi ini secara tidak langsung mengajak mahasiswa untuk memperkaya pengetahuan intelektualnya melalui buku. Sebab, semakin banyak mahasiswa membaca buku akan menjadi mudah dalam menjawab persoalan dalam metodologi ini. Karena nuansa keilmuwan yang dipunyai akan tertuang pada persoalan yang diujikan.

    Selain itu, metodologi ini melatih kemampuan bahasa mahasiswa. Kemudian, guna mempermudah dalam menjawab persoalan yang diujikan, mahasiswa dituntut untuk memperkaya kosakata bahasanya. Tepat di suatu kegiatan, Duta Besar Republik Indonesia di Tunisia Bapak Zuhairi Misrawi menyampaikan “Kalian mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Tunisia harus berbangga hati, sebab universitas di Tunisia sangat mengandalkan keterbukaan untuk berpikir kritis dalam menjawab persoalan yang diujikan atau yang dikenal dengan metodologi manhajiyyah”.

    Metodologi Manhajiyyah memberikan kesan yang sangat baik bagi mahasiswa Indonesia di Tunisia terutama untuk pengembangan diri. Bagi mahasiswa baru yang pertama kali merasakan metodologi ini jadi kebanggan tersendiri. Dhira Hanifatun Nabil, salah satu mahasiwa baru, mengaku metodologi Manhajiyyah ini membuatnya lebih berkembang.

    - Advertisement -

    “Pengalaman pertama memakai sistem Manhajiyyah yang dipelajari di Universitas Az-Zaitunah Tunisia memang cukup menyulitkan dan membingungkan bagi pribadi saya. Sebab, tantangan terletak pada bagaiman cara menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk tulisan yang runtut, logis, dan jelas. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu saya merasa terbantu. Pada dasarnya Manhajiyyah membuat saya lebih mudah dalam mengembangkan gagasan secara tertib dan struktural,” ujarnya.

    Maka dari itu, Pengalaman memakai metodologi ini menyadarkan mahasiswa Indonesia di Tunisia bahwa memahami soal belum tentu membuat kita mampu menjawabnya dengan tepat. Selain itu, Manhajiyyah tidak hanya tentang menjawab persoalan dengan benar, tetapi tentang bagaimana kita mengolah bahasa dan gagasan untuk menyampaikan pesan yang jelas dan efektif.

    Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa Indonesia di Tunisia akan memaksimalkan kesempatan berharga ini untuk mencari berbagai ilmu dan pengalaman. Kemudian, mengikuti proses ujian semester genap tahap ke-1 ini dengan sebaik mungkin agar mampu membanggakan Indonesia di kancah Internasional.

    *Anggota Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here