Marilah kita bersama-sama berdoa untuk Palestina, bersuara untuk Palestina, dan bersatu memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Saya mendapat kabar dari Hossam, mereka harus evakuasi ke tempat lain. Mereka berjalan puluhan kilometer karena diserang oleh Israel. Namun, mereka tak tahu ke mana harus pergi. Tidak ada satu tempat pun di Gaza yang aman. Mereka pun tidur di jalan, tanpa atap dan dinding. Tanpa alas dan selimut.
Beberapa hari yang lalu pukul 02.30 pagi di Gaza, Hossam mengirimkan pesan. Ia mengatakan bahwa ia sangat frustasi, kedinginan, dan kelaparan. Saya bertanya sudah berapa hari mereka tidak makan dan tinggal di jalan. Kemarin adalah hari kelima. Bisa dibayangkan? Sudah 5 hari tanpa makanan dan kedinginan karena tidak ada satu pun kain penutup untuk melindungi mereka.
Dini hari ia menghubungi saya, menunjukkan bahwa mereka tak pernah bisa tidur. Tak ada satu pun dari mereka yang bisa makan dan tidur setelah mengungsi dari pengungsian sebelumnya. Mereka terus berkata, kenapa mereka harus mengalami ini?
Saya terus merasa bersalah karena saya bisa makan dan tidur dengan nyaman. Dini hari di Gaza, artinya pagi hari di Indonesia. Hossam bertanya apakah saya sudah sarapan. Saya bilang belum, lalu saya mengatakan pada Hossam bahwa saya tidak pernah membahas makanan dengannya. Saya tidak nyaman membahas makanan sementara dia tidak bisa makan. Lalu Hossam bilang bahwa hal itu tidak mengganggunya. Dia bahagia jika orang lain berada dalam kondisi yang lebih baik daripada dia dan orang-orang di Palestina.
Betapa mulianya hati orang-orang Palestina. Entah terbuat dari apa hati dan keimanannya hingga mereka bisa mengatakan demikian. Terlahir sebagai Palestina mungkin merupakan takdir yang mengerikan. Tak ada satu pun manusia di bumi ini yang memiliki kekuatan, kesabaran, dan keimanan seperti orang Palestina.
Marilah kita bersama-sama berdoa untuk Palestina, bersuara untuk Palestina, dan bersatu memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Kemerdekaan Palestina adalah kemerdekaan kita semua. Palestina adalah ujung tombak perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme, maka kita harus bersatu. Karena kolonialisme dan imperialisme tidak mengenal agama dan mazhab.
*Penulis adalah anggota FPN (Free Palestine Network).






