More

    IMAIBANA Gelar Dialog Publik Menatap Masa Depan Danau Toba

    Menjalin Sinergitas dan Mengedepankan Muatan Lokal Untuk Meningkatkan Dampak Pariwisata Danau Toba

    Sinergitas yang konstruktif dari berbagai pihak menjadi kata kunci bagi pengembangan pariwisata Danau Toba. Kendati fungsi otoritatif dan koordinatif dari BPODT terbatas pada menyarankan dan memberi rekomendasi serta terhambat implementasi integratif lintas sektor. BPODT berupaya membuat terobosan dan inovasi dengan menggandeng sektor swasta, transportasi, dan penggunaan teknologi.

    “BPODT mengajak kolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak di antaranya bekerja sama dengan Telkom untuk menyediakan platform digital agar bisa menghubungkan berbagai pelaku usaha di Danau Toba,   lewat kolaborasi mempromosikan Danau Toba melalui film dan salah satu filmnya ada yang sudah tayang di Bioskop XXI dengan penonton mencapai 65.000, dan penerapan e-ticketing untuk layanan jasa kapal ferry. Penggunaan teknologi sangat impactfull bagi pariwisata Danau Toba, penerapan e-ticketing memangkas antrian yang biasanya berlarut-larut.”

    - Advertisement -

    Dari segi edukasi dan membangun kesadaran masyarakat. Pariwisata Danau Toba mengedepankan muatan lokal sebagai bagian penting membangun pariwisata Danau Toba. 

    “Muatan lokal dijadikan kurikulum untuk mengembangkan pariwisata yang di dalamnya mencakup etika, edukasi budaya, membangun kesadaran, dan membudayakan pariwisata sebagai bagian dari masyarakat Danau Toba,” tutur Bapak Jimmy Panjaitan. Melanjutkan point penting mengenai edukasi, pria kelahiran Medan ini menegaskan, “Pendidikan adalah faktor penting. Pendidikan tidak pernah usai dilakukan.”

    Sementara pembicara lain dalam diskusi publik ini, Bapak Hulman Panjaitan selaku dosen senior UKI mengulas potensi eksotisme alam Danau Toba dan nilai-nilai historis. Ia menuturkan, “Danau Toba memiliki keindahan alam dan kekayaan budaya yang dapat dikembangkan, seperti Tarabungam Air Terjun Efrata, Pusuk Buhit yang merupakan legenda turunnya Raja Batak, hingga Bukit Indah Simarjarunjung.”

    Akademisi UKI ini menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk turut andil dalam pengembangan Danau Toba. Peran perguruan tinggi dapat melalui pelaksanaan Tri Darma perguruan tinggi, kurikulum yang menanamkan nilai-nilai kearifan lokal, dan pelaksanaan program kampus berdampak dari yang sebelumnya program kampus merdeka dengan program membangun Desa dan KKN tematik.

    Sementara itu ketua umum IMAIBANA, Efran Sihombing percaya sinergi dan kolaborasi menjadi elemen penting dalam mendorong kemajuan pariwisata Danau Toba. “Baik pemuda, masyarakat, akademisi, dan pemerintah perlu membangun sinergitas yang komprehensif. Pendekatan pentahelix perlu didorong bersama dengan setiap pihak menyadari peranan dan tanggung jawab untuk kemajuan pariwisata danau Toba dan budaya Batak.” 

    Lebih lanjut Efran Sihombing mendukung edukasi dan pendidikan membangun kesadaran masyarakat untuk mengembangkan pariwisata Danau Toba. 

    “Pendidikan adalah sektor kunci dan syarat utama untuk memajukan pariwisata Danau Toba. Kita perlu mendidik diri kita sendiri dan masyarakat kita untuk menyadari potensi besar Danau Toba dan menyatukan energi kolektif untuk membawa Pariwisata Danau Toba mendunia.”

    Potensi Besar Pariwisata Danau Toba di Tengah Tantangan Strategis

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here