More

    IMAIBANA Gelar Dialog Publik Menatap Masa Depan Danau Toba

    Diskusi Publik Tentang Masa Depan Danau Toba oleh IMAIBANA di kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) (13/6/2025). (Foto: BPODT via viva.co.id)

    JAKARTA, KabarKampus – Destinasi Pariwisata Danau Toba memiliki latar historis yang menakjubkan sebagai danau vulkanik terbesar di dunia dan danau secara umum terbesar di Asia Tenggara. Dengan jejak sejarah itu, Dewan Eksekutif UNESCO menetapkan Danau Toba sebagai UNESCO Global Park. Danau Toba dalam hal ini tidak hanya aset masyarakat Batak maupun nasional belaka, melainkan warisan geologi dunia yang menjadi primadona alam raya. Telah lazim bagi para peneliti budaya dan geolog berkunjung ke Danau Toba. Latar sejarah ini memberi keunikan dan branding tersendiri bagi pariwisata Danau Toba yang lebih mudah dikenali dan berkesan bagi publik nasional dan internasional.

    Pemerintah di era Presiden Jokowi menaruh perhatian lebih serius untuk pengembangan pariwisata. Pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 49 tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba. Lembaga ini memiliki fungsi otoritatif dan koordinatif dalam mengelola pariwisiata Danau Toba yang mencakup 8 kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Dalam upaya pemerataan destinasi pariwisata nasional, pemerintah di era presiden Jokowi pada 2019 menetapkan Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas Nasional (DPSPN) bersama pariwisata Labuan Bajo (NTT), Borobudur (Jawa Tengah), Likupang (Sulawesi Utara), dan Mandalika (NTB).

    Ikhtiar pengembangan pariwisata ini, terkhusus pariwisata Danau Toba memiliki tantangan strategis untuk peningkatan ekonomi, strategi inovasi, sinergitas berbagai pihak, serta regulasi yang sehat dan proporsional. Untuk menelaah persoalan ini, diskusi bertema “Menatap Masa Depan Danau Toba” dihelat di Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa/I Batak Nasional, Fakultas Hukum UKI, dan Lentera Sahabat Indonesia (IMAIBANA), Jum’at (13/6). Diskusi ini dihadiri oleh Bapak Jimmy Panjaitan selaku BPODT, Bapak Lamhot Sinaga Wakil Ketua Komisi 7 DPR RI, dan Wakil Rektor UKI Bapak Hulman Panjaitan.  Acara ini dihadiri oleh tokoh Batak nasional bapak Trimedia Panjaitan, wakil ketua umum Pemuda Batak Bersatu Dr. Riduan Siagian, S.H., M.H., M.M, dan Pembina IMAIBANA Jhony Barimbing.

    - Advertisement -

    Sektor pariwisata memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi nasional dan memperkuat posisi Indonesia di tengah trade-war. Bapak Lamhot Sinaga dalam pemaparannya menuturkan, “Pada tahun 2024 sektor pariwisata Indonesia berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 4,01-4,5%. Pada tahun 2019 devisa pariwisata mengungguli Migas dan Ekspor Non-Migas dengan capaian USD 20 miliar. Ini menandakan bahwa pariwisata bukan hanya sektor pelengkap, melainkan bisa menjadi andalan utama pendapatan Negara.”

    Potensi Indonesia untuk sektor pariwisata begitu besar dan luar biasa. Indonesia memiliki keunggulan keindahan alam dan kekayaan budaya yang dapat dikembangkan untuk membangun pariwisata nasional. Dalam hal ini, Danau Toba memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan kepada dunia sebagai warisan geologis dunia. Nilai budaya, ekologi, dan sejarah ilmiah sebagai salah satu kaldera terbesar dapat menjadi role model eco-tourisme.

    Untuk pengembangan pariwisata Pemerintah memerlukan strategi yang jitu untuk pengelolaan dan kemajuan Danau Toba. Wakil Ketua Komisi 7 DPR RI itu menguraikan, “Terdapat contoh wisata danau dunia yang memiliki ciri khas masing-masing. Danau Como di Italia yang memiliki Villa mewah dan promosi selebritas, ada Danau Geneva di Swiss yang menyajikan event internasional dan kota budaya, Danau Tahoe di AS yang menawarkan wisata empat musim dan ekowisata, dan Danau Kawaguchi di dekat Gunung Fuji yang menawarkan keindahan alam. Danau Toba yang secara potensi lebih besar harus memiliki strategi untuk pengembangan pariwisata Danau Toba.”

    Lebih lanjut Bapak Lamhot menguraikan, “Berbagai hal yang bisa dikembangkan adalah eco-spiritual tourisme berbasis ke Batak (Dalihan Na Tolu, Habonaran do Bona), dan mengajak wisatawan internasional mencari pengalaman healing dan berefleksi dengan alam ataupun ke lokasi sacral dan tenang seperti Huta Ginjang, Bakkara, dan Pulau Samosir. Aspek lain yang perlu dilakukan adalah mengembangkan leisure tourisme seperti spa alam, yoga resort, dan pusat kesehatan berbasis budaya.”

    Sejalan dengan itu, Direktur Utama BPODT Bapak Jimmy Bernando Panjaitan turut menekankan eco-tourism berkelas dunia yang mengintegrasikan destinasi wisata alam dan budaya dalam pemaparan materinya. “BPODT memiliki master plan di Toba Caldera Resort yang mencakup; Destinasi Wisata Alam yang memanfaatkan daya tarik warisan geologi dunia; Destinasi Wisata Warisan Budaya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan keluhuran budaya Batak; dan Destinasi Wisata Rekreasi dengan menyajikan resort tenang di tepi danau dengan pemandangan alam yang indah dan ajaib,” tutur pria lulusan Institute Teknologi Bandung (ITB).

    Direktur Utama BPODT itu menambahkan, “Pariwisata Danau Toba dari pendapatan wisawatan nusantara berhasil melampaui Bali dengan capaian 21,25 triliun. Di lain sisi, BPODT berkomitmen terhadap zero waste dan standar green globel internasional dan menyediakan 30% area terbuka hijau. Dari sisi peningkatan perekonomian BPODT mencanangkan 30.000 lebih talenta dan tenaga kerja di sektor pariwisata, lalu target investasi senilai Rp 26 triliun, dan 22.000 pengunjung per hari. ”

    Menjalin Sinergitas dan Mengedepankan Muatan Lokal Untuk Meningkatkan Dampak Pariwisata Danau Toba

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here