Potensi Besar Pariwisata Danau Toba di Tengah Tantangan Strategis
Pengembangan pariwisata Danau Toba memiliki tantangan strategis yang mencakup fokus branding Danau Toba, kelestarian lingkungan dan budaya, tingkat kesadaran masyarakat terhadap pariwisata, keterbatasan anggaran, hingga peraturan yang menghambat investasi. Ini menjadi tantangan bersama untuk mengglobalkan pariwisata Danau Toba yang memiliki potensi besar.
Salah satu aturan yang menghambat investasi adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur hak guna tanah untuk pariwisata hanya 30 tahun, sementara waktu yang ideal bagi investor minimal 50 tahun. Menanggapi persoalan ini, Anggota Legislatif, Bapak Lamhot Sinaga menerangkan, “HGU untuk green operation di omnibus law bisa sampai 80 tahun. Sementara PMK dari kemenkeu berbasis bagaimana mendapatkan pendapatan Negara sebesar-besarnya. Mereka tidak tahu bahwa untuk menarik investasi butuh strategi. Jika hanya 30 tahun investor mundur teratur.”
Lebih lanjut tindakan konkret legislatif terkait regulasi pariwisata, anggota DPR RI dari fraksi Golkar ini menjelaskan, “DPR meminta secara resmi Kemenkeu mengubah aturan 30 tahun dan meminta Kementerian Pariwisata menyurati perihal ini.”
Strategi Menjadikan Danau Toba Lokomotif Penggerak Ekonomi dan Kiblat Pariwisata Dunia
Legitimasi sahih dari nilai historis, warisan geologi dunia, dan eksotisme Danau Toba sudah lebih dari cukup untuk mendongkrak pariwisata Danau Toba menjadi kiblat wisata alam internasional. Dibutuhkan inovasi dan strategi yang mumpuni untuk membawa wisata Danau Toba berkibar di kancah global. Untuk itu pariwisata Danau Toba memerlukan branding untuk menguatkan kekhasan dan keunikannya di mata internasional.
BPODT mengusung “Trail of The Kings” sebagai rebranding kawasan Danau Toba di kancah pariwisata dunia. Wisata yang dikembangkan adalah wisata berbasis eco-culture tourism, geo-tourism, dan adventure tourism.
“Trail of The Kings adalah pusat kegiatan luar ruangan global di antaranya aerospace, bersepeda di gunung, meditasi spiritual atau forest-bathing, trail running, boating, dan berkuda.” Papar Dirut BPODT dalam pemaparan materi diskusi.
Selain itu, pariwisata Danau Toba memerlukan lebih banyak event internasional untuk mengglobalkan destinasi wisata Danau Toba. Setelah F1 Powerboat dan Aquabike yang menghasilkan perputaran ekonomi Rp 422,3 miliar dan Rp 345, 5 miliar pada tahun 2024. Pariwisata Danau Toba
Sementara bapak Lamhot Sinaga menekankan perlunya wisata Danau Toba mengadakan event internasional. “Terdapat 6 event internasional yang sedang didorong dan mencakup sport tourisme even. Ada pacuan kuda Asia pasifik series, Trial of The King Lake Toba, international watersport festival, Tour Danau Toba, Toba Caldera Ironman, hingga Paragliding world series. Event internasional ini yang membuat para wisatawan mancanegara berdatangan dan membawa perputaran ekonomi ke Danau Toba.”
“Pariwisata adalah lokomotif pertumbuhan inklusif menuju visi Indonesia 2045,” Pungkas wakil ketua komisi 7 DPR RI, Bapak Lamhot Sinaga.






