Yaman menegaskan bahwa serangan ini merupakan tanggapan langsung terhadap genosida yang terus dilakukan oleh rezim Zionis terhadap rakyat Gaza, serta sebagai bentuk solidaritas penuh terhadap perlawanan Palestina. Kegagalan pemerintah menangani situasi ini picu kecaman dari kalangan oposisi. Ketua Partai Demokrat Israel, Yair Golan, mengkritik keras ketidakmampuan pemerintah.
Pernyataan ini mencerminkan kekecewaan mendalam yang berkembang di kalangan masyarakat Israel terhadap stagnasi politik internal dan meningkatnya tekanan dari perlawanan regional. “Jutaan warga Israel berlarian ke tempat perlindungan karena satu rudal dari Yaman, sementara kita telah terjebak dalam lumpur Gaza selama 20 bulan. Tidak ada yang menganggap kita serius lagi,” ujarnya seperti dikutip dari Ar Rahmah.
Serangan ini terjadi di tengah peringatan berkelanjutan dari pemerintah Sanaa, yang menyatakan bahwa mereka akan terus melanjutkan operasi militer terhadap Israel selama agresi di Gaza masih berlangsung. Pada Jumat lalu, Mahdi al-Mashat, Ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman, menyatakan bahwa semua jalur udara dan maritim yang digunakan oleh pasukan Israel untuk menyerang Yaman kini telah dinyatakan sebagai zona berbahaya.
Ia meminta semua maskapai dan operator pelayaran sipil untuk mengalihkan rute mereka demi keselamatan, dan memperingatkan bahwa lalu lintas Israel di jalur tersebut akan dianggap sebagai target militer yang sah. Pernyataan itu menyusul serangan udara Israel terhadap Bandara Internasional Sanaa, yang kemudian dibalas al-Mashat dengan peringatan tegas kepada pemukim Israel.
Langkah ini menandai babak baru dalam konfrontasi militer Yaman terhadap Israel, menunjukkan tekad yang semakin kuat untuk membalas agresi dengan kemampuan langsung dan presisi tinggi. “Pemerintahan kotor Netanyahu tidak akan mampu melindungi kalian… bahkan bunker sekalipun tidak lagi aman.” ucap Mahdi.






