
Israel meluncurkan serangan udara ke Bandara Internasional Sana’a, Yaman, pada Rabu (28/5), menghancurkan satu-satunya pesawat milik Yemenia Airways yang dijadwalkan membawa jemaah haji ke Arab Saudi. Serangan ini terjadi sehari setelah militer Yaman meluncurkan dua proyektil ke arah Israel.
Menurut laporan Al Masirah TV, media yang terafiliasi dengan Ansharullah Houthi, empat rudal Israel menghantam landasan pacu bandara. Direktur Bandara Sana’a, Khaled al-Shaief, menyatakan di platform X bahwa serangan itu sepenuhnya menghancurkan pesawat sipil terakhir yang masih beroperasi dari bandara. Data penerbangan yang dikutip Al Jazeera menunjukkan pesawat tersebut seharusnya digunakan untuk memberangkatkan jemaah haji ke Arab Saudi.
Belum ada informasi resmi mengenai korban jiwa. Bandara Sana’a sendiri merupakan yang terbesar di Yaman dan baru kembali beroperasi pekan lalu setelah menjalani perbaikan akibat serangan sebelumnya. Selama konflik sipil berlangsung, bandara ini juga melayani penerbangan kemanusiaan milik PBB.
Pesawat Yemenia yang hancur adalah satu-satunya pesawat komersial yang tersisa dan masih aktif dari bandara itu. Sebelumnya, Israel menyalakan sirine peringatan serangan udara di berbagai wilayah pendudukan Palestina, termasuk wilayah metropolitan Tel Aviv, setelah sebuah rudal balistik ditembakkan dari Yaman. Menurut saluran Channel 12, sirine berbunyi di lebih dari 139 lokasi, memicu kepanikan luas di kalangan pemukim, serta menyebabkan status siaga penuh di seluruh wilayah.
Bandara Ben Gurion ditutup sementara, ruang udara ditutup, dan seluruh operasi penerbangan dihentikan. Militer pendudukan Israel mengklaim rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara mereka sebelum mencapai sasaran. Namun, serpihan dari pencegatan tersebut jatuh di wilayah utara, memicu peringatan tambahan dan mempertegas kerentanan sistem pertahanan mereka. Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada malam yang sama, Angkatan Bersenjata Yaman mengonfirmasi bahwa mereka melancarkan “operasi militer berkualitas tinggi” yang menargetkan Bandara Ben Gurion di wilayah Yafa (Jaffa) yang diduduki.
Rudal yang digunakan dalam serangan ini adalah rudal balistik hipersonik tipe Palestine-2, menandai peningkatan signifikan dalam kapabilitas militer Yaman. Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa operasi berhasil mencapai target dengan akurat, memicu kepanikan massal di kalangan jutaan pemukim yang berlarian ke tempat perlindungan. Operasi bandara lumpuh total, dan sebuah pesawat kargo militer Amerika kembali gagal mendarat untuk hari kedua berturut-turut.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>