More

    Saatnya Tiba: Kontra-Hegemoni Perang Global Melawan Teror Para Neokonservatif dan Zionis

    Kontra-Hegemoni Perang Global Melawan Teror Para Neokonservatif dan Zionis

    Wacana Global War on Terror (GWOT) yang dikembangkan sejak 2001 didominasi oleh: (1) Neokonservatisme Amerika dengan mempromosikan intervensi militer sebagai “exporting democracy” tetapi sesungguhnya memperluas hegemoni AS. (2) Zionisme Israel dengan menggunakan narasi terorisme untuk melegitimasi pendudukan dan pembungkaman perlawanan Palestina. Kedua kekuatan ini memproduksi wacana keamanan eksistensial berbasis: extinction phobia (Schotten, 2024), demonisasi umat Muslim (Said, 1978; Puar, 2007), sehingga dekolonisasi ilmu pengetahuan dibutuhkan untuk membongkar hegemoninya.

    Basis teori yang digunakan untuk itu adalah (1) Kontra-Hegemoni Neo-Gramscianism (Robert Cox, Stephen Gill): “Hegemony is not simply domination but leadership sustained by consent, which can be challenged by counter-hegemonic blocs”. (2) Postcolonial Theory (Edward Said, Frantz Fanon) untuk mendekonstruksi wacana orientalisme dan penguatan suara global south. (3) Critical Terrorism Studies (CTS) untuk membongkar bias normatif dalam studi terorisme (Jackson et al., 2009). (4) Decolonial Epistemology (Walter Mignolo, Aníbal Quijano) untuk menggugat monopoli pengetahuan global utara.

    - Advertisement -

    Strategi dan Tantangan Kontra-Hegemoni

    Pertama adalah Dekonstruksi Wacana. Mengungkap racist securitization yang melekat dalam GWOT. Mengungkap narasi ketakutan yang dikonstruksi sebagai survival myth. Kedua adalah Solidaritas Global Selatan. Menguatkan diplomasi solidaritas Palestina, Kashmir, Rohingya, Afghanistan, dan lain-lain. Mengembangkan forum multilateral tandingan GWOT (ex: Bandung Spirit Revival, NAM 2.0). Ketiga adalah Produksi Ilmu Pengetahuan Alternatif

    Pusat kajian kritis (e.g. Critical Terrorism Studies; Journal of Decolonial Studies). Melibatkan epistemologi Global South sebagai basis analisis. Keempat Praktik Politik Global. Reformasi Dewan Keamanan PBB. Mengadvokasi pengakuan legal hak resistensi rakyat yang dijajah. Menggugat penggunaan veto negara hegemonik.

    Tantangan Kontra-Hegemoninya diantaranya adalah (1) Represi wacana di level internasional (label anti-Semitism, delegitimasi Global South). (2) Fragmentasi internal gerakan Global South.(3) Penguasaan big tech dan media oleh aktor hegemonik. Perang Global Melawan Teror bukan hanya perang fisik, melainkan perang pengetahuan, wacana, dan legitimasi. Maka, kontra-hegemoni memerlukan: Rekonstruksi narasi. Kolektivitas solidaritas Global South. Pembongkaran epistemologi dominan. Penguatan kapasitas aktor non-hegemonik.

    Strategi Antisipatif Kontra-Hegemoni

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here