Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, jumlah korban meninggal akibat perang telah melampaui 62.000 jiwa. Meski angka ini belum diverifikasi dan tidak membedakan antara warga sipil serta kombatan, Israel mengklaim telah menewaskan lebih dari 22.000 pejuang Hamas sejak Oktober 2023. Israel juga menegaskan pihaknya berupaya meminimalkan korban sipil, sembari menuduh Hamas menggunakan warga sebagai tameng manusia.
Menariknya, 59 persen responden survei menilai bahwa respons militer Israel di Gaza berlebihan. Angka ini meningkat dibanding survei Februari 2024, di mana 53 persen responden berpendapat demikian.
Survei ini melibatkan 4.446 orang dewasa di AS dan memiliki margin kesalahan sekitar 2 persen.
Dalam wawancara dengan Fox News, utusan khusus AS Steve Witkoff menyatakan bahwa Donald Trump ingin mendorong tercapainya kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang dan membebaskan semua sandera.
Meski Hamas baru-baru ini menerima sebagian proposal gencatan senjata dan pertukaran sandera, Netanyahu tetap menegaskan Israel akan melanjutkan operasi militer hingga Hamas dilucuti dan Gaza di demiliterisasi. Namun, pemerintah Israel juga belum secara tegas menolak proposal tersebut, menandakan masih terbuka ruang diplomasi. Witkoff menambahkan bahwa konflik harus segera dihentikan, sebagian sandera dikembalikan, dan sejumlah tahanan Palestina dibebaskan. Ia juga menyerukan rekonstruksi Gaza pasca perang agar masyarakat dapat kembali hidup dalam kedamaian.







58% warga AS dukung Palestina. Artinya, narasi Israel makin rapuh. Dunia makin sadar: perang di Gaza sudah melampaui batas kemanusiaan.
Titik terang terhadap pengakuan Palestina telah mulai terlihat. Semoga Palestina mendapatkan hak untuk merdeka .