More

    Nur Syifa dan Gunung Mahameru Tunjukkan Arti Perjuangan Mahasiswa UNJ

    Nur Syifa Nadiastuti. (Foto: unj.ac.id)

    Di balik toga dan senyum bahagia di prosesi Wisuda Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025, tersimpan kisah inspiratif dari dua sosok wisudawan, yaitu Nur Syifa Nadiastuti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Gunung Mahameru dari Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH). 

    Keduanya menunjukkan bahwa perjalanan kuliah bukan sekadar meraih gelar, tetapi juga proses panjang dalam menemukan makna hidup dan keteguhan diri. Syifa, wisudawati Program Studi Manajemen, berhasil menorehkan lebih dari 150 prestasi nasional dan internasional selama masa kuliahnya. 

    Di balik pencapaian luar biasa itu, tersimpan kisah perjuangan yang menyentuh. Sejak kecil, ia tumbuh dalam keluarga sederhana yang sarat doa dan harapan. Pesan sang ayah sebelum ia masuk UNJ adalah menjadi mahasiswa terbaik sebagai kompas hidupnya hingga kini.

    - Advertisement -

    Baginya, memilih jurusan Manajemen bukan hanya soal bisnis, tapi juga tentang mengatur hidup dan mewujudkan impian. “Aku ingin jadi pekerja kantoran yang keren sekaligus pengusaha sukses. Karena itu aku belajar manajemen agar tahu cara memimpin dan mengelola bisnis,” ujarnya seperti dikutip dari situs UNJ.

    Selain berprestasi di bidang akademik, Syifa juga dikenal sebagai pembicara dan juri esai ilmiah di berbagai universitas ternama seperti UI, IPB, UGM, hingga UNNES. Ia sering berbagi kisah inspiratif kepada mahasiswa lain, salah satunya pesan andalannya adalah “Kamu tidak akan pernah berhasil jika melewati kegagalan tanpa evaluasi”.

    Nur Syifa Nadiastuti. (Foto: unj.ac.id)

    Namun, perjalanan Syifa tak selalu mudah. Ayahnya yang selalu setia mengantar jemput ke kampus meninggal dunia tepat sehari sebelum ia menjalani sidang skripsi. “Papah selalu antar jemput aku dari pagi sampai malam, dalam panas, hujan, dan badai. Dukungan papah itulah yang membuat aku kuat,” kenangnya haru. 

    Kini, setiap penghargaan yang diraihnya ia persembahkan untuk sang ayah di langit. Syifa juga terbiasa kuliah sambil bekerja, membantu ibunya berjualan di loka pasar daring. Dari sana ia belajar banyak hal tentang pemasaran digital dan strategi bisnis. 

    Baginya, kuliah sambil bekerja bukan beban, melainkan latihan tangguh untuk menghadapi dunia nyata. “Dari jualan online bareng ibu, aku belajar cara iklan dan jualan. Pengalaman itu membentuk aku sampai sekarang. Aku belajar manajemen bukan hanya di kelas, tapi juga dari pengalaman langsung. Itu membuatku lebih siap menghadapi dunia kerja,” katanya.

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here