Ahmad Fauzan Sazli
YOGYAKARTA, KabarKampus – Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada menginisiasi terbentuknya Jaringan Ahli Sastra Asia Tenggara. Jaringan ini dibentuk untuk menaungi ahli sastra di kawasan Asia Tenggara dan memberi kesempatan mereka agar bisa berkecimpung dengan pada ahli sastra di tingkat internasional.
“UGM sudah waktunya mengambil peran sekaligus inisiatif dalam mendirikan asosiasi ahli sastra. Asosiasi ini penting keberadaannya,” jelas Dr. Ida Rochani Adi, S.U, inisiator jaringan ini di sela-sela seminar Recent Issues Concerning Literature and Literary Studies in Southeast Asia di Ruang Multimedia Fakultas Ilmu Budaya – UGM, Minggu (17/11).
Menurut Dr Ida, perkembangan ilmu sastra akhir-akhir ini sudah memperlihatkan kebangkitan dunia ketiga dengan munculnya ahli-ahli sastra dunia yang berasal dari India dan Timur Tengah. Namun hingga sekarang para ahli sastra dari Asia Tenggara belum ada yang mencapai reputasi mendunia sebagai hasil dari baik intensitas kajian keilmuannya. Padahal penelitian sastra di Asia Tenggara dari sisi refleksi teoretik dan metodologisnya atas pengalaman lapangan terkenal sangat kaya dan bervariasi.
Dosen Sastra Inggris FIB UI ini berharap dibentuknya asosiasi ahli sastra ini mampu menjembatani arus keilmuan kesastraan antarnegara di Asia Tenggara. Mengingat perkembangan pemikiran, teori, dan metodologi ilmu sastra di seluruh dunia sekarang ini berkembang dengan sangat pesat.
“Pengembangan ilmu sastra di Asia Tenggara membutuhkan pengelolaan secara khusus agar dapat terjaga dinamikanya,” ungkap Ida
Pendirian jaringan Asia Tenggara ini, dihadiri para ahli sastra di Asia diantaranya Prof. Dr Muhammad Haji Salleh dari Malaysia, Dr. Hope Sabanpan-Yu dari Filipina. Dalam kesempatan itu mereka mempresentasikan gagasannya mengenai issue kekinian sastra di Asia Tenggara.[]