More

    Memimpikan Indonesia yang Hijau dan Tertata

    Juan Carlos Pangestu – Akuntansi Universitas Tarumanagara

    Sebagai seorang mahasiswa dan warga negara, saya prihatin melihat tingkah laku orang – orang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi namun tidak tahu tentang pentingnya lingkungan.

    Di tahun 2014 ini kita merayakan pesta demokrasi untuk pemilihan legislatif dan presiden. Saya  terkejut melihat bahwa banyak sekali atribut kampanye calon pemimpin kita yang dipasang di pohon menggunakan paku dan bor. Padahal mereka mengusung bahwa akan membuat Negara Indonesia yang hijau dan tertata di kampanyenya.

    - Advertisement -

    Atas dasar itu,  saya mempunyai pikiran bahwa mungkin aksi Go Green hanya sebatas wacana dan aturan. Namun realisasinya sebatas hanya minimun di lingkup dan waktu tertentu (komunitas, earth hour, kerja bakti) tanpa adanya kelanjutan menjadikan  kebiasaan harian.

    Banyak sekali himbauan, sosialisasi, aturan, aksi, bahkan hingga perjanjian yang dibuat mengenai Go Green. Di Indonesia, perusahaan harus menerapkan CSR (Corporate Social Responsibility) dimana salah satunya terhadap lingkungan. Banyak sekali komunitas yang melakukan aksi Go Green baik dalam lingkup lokal maupun lingkup nasional. Ide terhadap produk – produk Go Green pun bermunculan seperti produk daur ulang, produk kreatif, maupun penemuan produk pengganti yang lebih ramah lingkungan.

    Salah satu Produk Inovatif diantaranya adalah mobil berbahan bakar listrik yaitu “SELO” dan “Gendhis” yang sangat bagus untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil. Indonesia juga telah meratifikasi berbagai macam perjanjian internasional seperti Protokol Kyoto, Protokol Montreal, Konvensi Basel, Konvensi Rio, dan lainnya.

    Sebagai negara dunia ketiga yang telah diklasifikasikan dan ditunjuk sebagai negara paru – paru dunia. Indonesia seharusnya menjaga penghijauan lingkungannya. Penghijauan itu bukan hanya membuat daerah tertentu hanya menjadi hutan sedangkan Ibukota menjadi daerah Industri. Negara Indonesia harus juga berkembang dan bukan menjadi negara hutan. Penataan yang baik antara perkembangan suatu kota dan penghijauan kota tersebut merupakan cara yang efektif dibanding menghutankan wilayah tertentu tanpa adanya pembangunan yang berkelanjutan.

    Ketika adanya motivasi, dan ide dari pada calon pemimpin disertai banyaknya himbauan, sosialisasi, promosi, aksi , aturan, ide inovatif dan penataan yang baik, Indonesia tentu dapat menjadi hijau dan tertata dengan sangat baik. Motivasi dan ide serta kekuasaan pemimpin tentu akan mendorong masyarakat yang dipimpinnya untuk menyadari dan berperan aktif terhadap Go Green.

    Aksi yang dilakukan masyarakat baik itu dalam hal inovasi produk alternatif maupun penghijauan langsung harus diakomodasi dengan baik oleh pemimpin. Inilah yang menjadi dasar bagi pemimpin untuk menata Indonesia yang lebih baik. Sudah berbagai macam terobosan tentang lingkungan hijau.

    Pemimpin harus memilih produk yang dirasa cocok dengan penataan yang akan dia lakukan. Ketika sudah ada penataan, prosedur dan aturan yang baik, masyarakat akan menerapkan hal tersebut dan meminimalisir terjadinya penyimpangan arah terhadap aksi Go Green. Masyarakat harus memiliki arah yang jelas dan menyadari bahwa Go Green ini bukan hanya sebatas tugas pemimpin melainkan kebutuhan bersama.

    Indikator keberhasilan dari hal itu semua adalah Going concern. Konsep dimana generasi penerus kita dapat juga merasakan apa yang kita nikmati dan kemudahan untuk mendapatkan keuntungan dari lingkungan. Apa yang harus kita wariskan?.. itu pilihan anda.

    Go Green Keep Our Home Green ! []

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here