Mohamad Hartadi dan Sitti Ghaliyah – Universitas Negeri Jakarta
Semakin besarnya peningkatan emisi CO2 di atsmofer, jika tidak segera ditangani, diperkirakan permukaan air laut akan naik 50 meter di tahun 2050. Bukankah akan banyak pulau-pulau atau daratan yang akan hilang? Isu pemanasan global, menjadi prediksi bencana yang urgent dan harus diatasi secara konprehensip.
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata semakin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Selain itu, kita tentu juga menyadari semakin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini.
Membiarkan kondisi lingkungan seperti itu, berarti kita siap menelantarkan masa depan anak-anak dan cucu kita kelak dengan warisan lingkungan yang semakin memburuk. Kita harus menyadari bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran. Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini semakin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu pemanasan global.
Pada dasarnya, kita harus mengurangi semaksimal mungkin segala aktifitas yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Kitalah yang akan menjadi pahlawan bumi demi masa depan planet ini. Menjadi pahlawan bumi untuk mengurangi pemanasan global dan menjadikan planet ini menjadi tempat yang lebih baik, maka sangatlah perlu dilakukan solusi-solusi yang sebenarnya tidak memerlukan perubahan yang radikal untuk membantu bumi ini menjadi lebih bersahabat. Seperti mengubah beberapa rutinitas yang dapat menurunkan “jejak karbon kita”. Tetapi yang terpenting adalah kita memberikan anak cucu kita tempat yang lebih baik untuk ditinggali.
Solusi yang pertama adalah mengurangi konsumsi daging, berdasarkan penelitian untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan bumi dari kekurangan pangan jika kita bervegetarian. Peternakan menyumbang 18% “jejak karbon dunia”, yang dimana lebih besar dari sektor transportasi. Belum ditambah lagi dengan bahaya gas-gas rumah kaca tambahan yang dihasilkan oleh aktifitas peternakan lainnya seperti metana yang notabene 23 kali lebih berbahaya dari CO2 dan gas NO yang 300 kali lebih berbahaya dari CO2. Selain itu, makan dan masaklah dari bahan makanan yang masih segar.
Dengan menghindari makanan yang sudah diolah atau dikemas akan menurunkan energi yang terbuang akibat proses dan transportasi yang berulang-ulang. Lagi pula, makanan segar juga lebih sehat bagi tubuh kita. Membeli produk lokal dari hasil pertanian lokal juga merupakan salah satu solusi yang dapat menghemat energi.
Solusi lainnya yaitu menanam tanaman hijau untuk menyerap CO2 dari atmosfer. Lingkungan dengan banyak tanaman akan mengikat CO2 dengan baik, maka harus dipertahankan oleh generasi mendatang. Jika tidak, maka karbon yang sudah tersimpan dalam tanaman akan kembali terlepas ke atmosfer sebagai CO2. Peneliti dari Louisiana Tech University menemukan bahwa setiap pepohonan hijau dapat menangkap karbon yang cukup untuk mengimbangi emisi yang dihasilkan dari mengendarai sebuah mobil selama setahun. Selain itu, menggunakan sepeda sebagai alat transportasi juga merupakan salah satu solusi untuk mengurangi “jejak karbon kita”.
Selain dapat menghemat banyak energi, bersepeda juga merupakan olah raga yang menyehatkan. Penelitian yang dilakukan Universitas Chicago menunjukkan bahwa beralih dari mobil konvensional ke mobil hibrida dapat menghemat 1 ton emisi per tahun. Keinginan dan motivasi diri sendiri untuk berubah merupakan faktor yang terpenting untuk mewujudkan solusi-solusi mengurangi pemanasan global.
Merubah pola hidup dengan menjadi pahlawan bumi, haruslah benar-benar dimulai mempraktekkannya dalam rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadilah contoh nyata bagi lingkungan dan orang-orang di sekitar kita. Pemanasan global memang mengharuskan kita menjadi pahlawan bumi untuk membuat planet ini layak dihuni oleh anak-anak dan cucu-cucu kita di masa depan.
“Kita harus melakukan apapun yang kita bisa dengan kekuatan kita untuk memperlambat global warming sebelum itu terlambat. Ilmu pengetahuan sudah jelas. Debat mengenai global warming sudah berakhir.” Arnold Schwarzenegger []
DAFTAR PUSTAKA
[1] Abidin, E., dkk., 2003, From Place to Planet:Local Problematique of Clean Development Mechanism in the Forestry Sector, Pelangi: Jakarta.
[2] Bayong Tjasyono, HK.,1987, Iklim dan Lingkungan, PT Cendekia Jaya Utama: Bandung.
[3] http://www.goveg.com/environment-globalwarming.asp (Diakses pada tanggal 9 Maret 2014, Pukul 11.30)
[4] http://www.greenpeace.org/usa/getinvolved/green-guide/green-lifestyle (Diakses pada tanggal 9 Maret 2014, Pukul 11.33)
[5] http://www.huffingtonpost.com/kathy-freston/taking-global-warming(Diakses pada tanggal 9 Maret 2014, Pukul 11.35)