Judul Asli : Aplikasi Green Floating School Sebagai Sarana Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Kontekstual Pada Anak-anak Bantaran Sungai Kapuas Kalimantan Barat
Dwi Riyan
Permasalahan lingkungan hidup merupakan isu sentral dunia saat ini. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup yang mengancam kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, serta pemanasan global yang semakin meningkat yang mengakibatkan perubahan iklim dan hal ini akan memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Untuk itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan yang satu diantaranya adalah dengan menerapkan pendidikan berbasis lingkungan hidup sejak dini kepada anak-anak. Namun, penerapan pendidikan seperti ini akan sia-sia jika hanya dilakukan secara teoritis saja tanpa adanya aplikasi, sehingga dilakukanlah penerapan pendidikan dengan pendekatan kontekstual. Mardi Wiyono (2007) menyatakan bahwa pendekatan ini bercirikan pendidikan berbasis masalah, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan aktivitas kelompok, memberikan aktivitas individu, memberikan kesempatan bekerjasama dengan masyarakat, dan memberikan penilaian autentik.
Pendekatan pembelajaran kontekstual akan sangat efektif jika diterapkan dalam pendidikan lingkungan hidup. Oleh karena itu digagaslah ide untuk membentuk sarana pendidikan lingkungan hidup anak-anak bantaran sungai kapuas menggunakan Green Floating School (GFS).
Green Floating School adalah gagasan untuk mengajarkan pendidikan berbasis lingkungan hidup kepada anak-anak bantaran sungai kapuas melalui pembelajaran aplikatif yang dilakukan dekat dengan lingkungan. GFS ini di desain berbentuk motor air yang bisa bergerak dengan dekorasi yang menarik. Sasaran siswa GFS ini adalah anak-anak di bantaran sungai kapuas dan anak-anak jalanan terutama bagi mereka yang tidak bisa mengenyam bangku sekolah karena keterbatasan biaya.
Dalam pelaksanaannya Green Floating School akan berbentuk sekolah informal, dimana anak-anak akan bermain sambil belajar berbagai hal termasuk tentang lingkungan hidup dan pengolahan barang-barang bekas untuk menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Kemudian, setelah belajar siswa GFS akan melakukan aksi memungut sampah dengan menggunakan GFS untuk selanjutnya secara bersama-sama membuangnya di tempat pembuangan akhir. Pendidian seperti ini akan memberikan dampak yang lebih besar kepada anak-anak serta pengalaman belajar yang jauh lebih menarik, terutama bagi mereka yang tidak bisa mengenyam bangku sekolah karena keterbatasan ekonomi.
Kegiatan ini diharapkan bisa memotivasi anak-anak untuk bisa lebih peduli terhadap lingkungan mereka. Selain sebagai siswa, mereka juga sebagai agen percontohan bagi masyarakat yang tentunya akan memberikan dampak yang baik bagi perkembangan psikologis mereka dengan pembiasaan melakukan kegiatan positif.
Kegiatan ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat sekitar bahwa sebagai masyarakat bantaran sungai mereka memegang peranan penting dalam hal pelestarian dan penyelamatan sungai dari berbagai kontaminan seperti sampah agar tidak menjadi bencana di kemudian hari.
Sekecil apapun perbuatan yang dikerjakan, akan memberikan dampak apalagi jika bisa dilakukan secara bersama-sama dan berkelanjutan.[]