Lutfi April
Polusi udara menjadi penyumbang terbesar dalam pemanasan global. Polusi ini lebih sering disebabkan oleh penggunaan emisi bahan bakar fosil untuk keperluan sehari – hari. Penggunaan energi batubara untuk pembangkit tenaga listrik, penggunaan bensin atau solar pada kendaraan bermotor, dapat menghasilkan gas karbon monoksida (CO). Jenis zat ini dapat mengganggu pernapasan manusia hingga menyebabkan terjadinya kanker paru – paru.
Untuk mengurangi dampak dari pencemaran adalah program reboisasi. Reboisasi adalah penanaman hutan gundul kembali. Selain reboisasi, pemerintah pun mencanangkan program gerakan menanam satu juta pohon. Aksi ini didukung penuh oleh masyarakat guna terwujudnya lingkungan yang hijau dan asri.
Zat yang dikeluarkan oleh emisi kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi lingkungan. Zat karbon yang terhirup ke dalam tubuh dapat mengganggu sistem pernapasan, begitu pula pada persediaan udara bersih terlebih lagi di perkotaan. Kepulan asap yang dikeluarkan oleh mesin kendaraan bermotor kendaraan dapat mengganggu jarak pandang dan persediaan oksigen yang semakin terbatas menjadikan udara tidak bersih lagi.
Penggunaan bahan bakar fosil dalam hal ini sebenarnya sangatlah berperan penting. Namun karena penggunaan yang terlalu berlebihan maka dapat mengakibatkan dampak negatif yang berlebih. Penggunaan yang terus menerus, eksploitasi yang terus dilakukan dapat mengakibatkan jumlah persediaan energi fosil semakin menipis, begitu pula pada tingkat pencemaran yang semakin tinggi, akibatnya dampak dari global warming pun tak terhindarkan.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah bagaimana masyarakat dapat menerapkan green lifestyle atau gaya hidup ramah lingkungan. Apalagi sekarang banyak gerakan yang dilakukan oleh asosiasi peduli lingkungan yang turut mendukung program ini terwujud dengan baik.
Kegiatan yang sering gencar dipromosikan adalah langkah hemat energi, langkah ini ditujukan agar masyarakat menggunakan bahan bakar fosil sesuai kebutuhan atau tidak berlebihan, begitu pula dengan penggunaan kendaraan bermotor, sesuai kebutuhan.
Selain itu banyak pihak yang mempropagandakan aksi sepeda sehat, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Volume kendaraan bermotor yang menumpuk dapat menyebabkan kemacetan, hal ini juga dapat mengakibatkan penggunaan bahan bakar motor habis secara percuma dan penumpukan karbonmonoksida di udara.
Dengan menggunakan sepeda untuk menempuh perjalanan, masyarakat dapat menghemat pengeluaran ekonomi dan turut menempuh gaya hidup ramah lingkungan karena sepeda tidak menggunakan bahan bakar.
Kendati demikian, masih banyak pihak yang tidak menghiraukan aksi sehat ini, beberapa di antara masyarakat masih menggunakan kendaraan bermotor untuk bepergian walau pun pada jarak yang dekat. Akibatnya kemacetan pun tak terhindarkan.
Untuk mengatasi hal ini, Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat diperlukan. Adanya boulevard atau RTH di tengah kota turut menyumbang partisipasi aktif mengurangi polusi udara. Pepohonan yang rindang ditanam di sisi kanan – kiri jalan dapat mengurangi suplai karbondioksida dan melalui proses fotosintesis dapat mengubahnya menjadi oksigen.
Dengan adanya berbagai program atau kegiatan positif tersebut diharapkan mampu mengurangi dampak pemanasan global, sebagai akibat dari degradasi kebersihan udara. Penanganan kondisi yang tanggap akan ramah lingkungan mampu memberikan kontribusi nyata akan persediaan kebersihan udara untuk manusia dan makhluk hidup lainnya.
Maka dari itu gaya hidup ramah lingkungan tetap harus digalakkan demi tercapainya keseimbangan tatanan lingkungan dan mengurangi dampak pemanasan global.[]