Ummu Fauziyyatun Amatullah
Majalah dinding atau mading adalah salah satu jenis media komunikasi massa tertulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara penyajiannya biasanya terpampang pada dinding atau yang sejenisnya. (id.wikipedia.com)
Selain sebagai media komunikasi, mading bermanfaat sebagai pengetahuan atau pun hiburan, tergantung konten-konten dalam mading tersebut. Selain itu mading juga dapat dijadikan wadah untuk berkreasi dan berekspresi, karena biasanya mading memuat tulisan-tulisan yang dipadukan dengan gambar atau foto serta dihias semenarik mungkin dengan berbagai ornamen.
Namun, seringkali saat membuat mading, si pembuat tidak mempertimbangkan bahan-bahan yang akan dijadikan sebagai media pembuatan mading. Bahan yang paling sering digunakan untuk membuat mading adalah kertas. Sebab, kertas itu mudah didapat, banyak jenisnya dan mudah dihias, serta dikreasikan menjadi beragam bentuk yang unik dan menarik.
Sekitar 70% bahan kertas adalah menggunakan kayu dari hutan. Sehingga, penggunaan kertas dapat meningkatkan laju pengurangan hutan atau deforestasi (www.belantaraindonesia.org).Sangat disayangkan bila disisi lain dari kebermanfaatan mading ini ternyata memiliki dampak yang buruk untuk lingkungan, atau dalam skala khusus membuat mading dengan kertas secara terus-menerus berarti turut serta dalam perusakan hutan Indonesia.
Sebenarnya, ada cara untuk membuat mading, tanpa menggunakan kertas sedikitpun, yaitu dengan membuat “Madilen” (Mading Online). Adapun cara membuat Madilen adalah dengan mendesain sendiri template mading yang diinginkan dengan software desain grafis seperti photoshop, corel photo paint, maupun software desain lainnya. Menggunakan software desain, kita dapat lebih bebas berkreasi. Setelah desain jadi, kita bisa memasukkan konten-konten mading, kemudian menata dan menyesuaikannya. Membuat Madilen ini sangat dimudahkan dalam editingnya. Sebab dengan software desain kita bisa mengeditnya atau merubah tata letaknya kapan saja, bahkan setelah jadi sekalipun.
Adapun publikasi dari Madilen ini adalah dengan mengunggahnya di website, blog, atau akun media sosial yang memfasilitasi pengunggahan foto. Sehingga, untuk memudahkan pengunggahan Madilen, format file sebaiknya .jpeg dengan ukuran yang disesuaikan.
Seperti yang kita tahu, bahwa dunia maya itu volumenya tak terbatas. Kita bisa mengunggah apa saja ke dalamnya. Bila dibandingkan dengan mading biasa, yang setelah habis masa publikasinya otomatis mading bekas itu butuh ruang untuk penyimpanan. Semakin lama maka mading-mading bekas akan menumpuk dan rusak. Sedangkan Madilen yang telah kita unggah tidak akan rusak, atau bisa dikatakan abadi selama jaringan internet masih ada di dunia ini.
Selain itu, Madilen bisa diakses kapan saja, dari mana saja, dan oleh siapa saja. Sedangkan mading biasa sangat terbatas hanya oleh orang-orang yang melintasi lokasi mading itu saja. Apalagi di zaman yang serba digital ini. Orang-orang lebih suka yang instan, dan simpel seperti Madilen yang mudah diakses.
Terlihat jelas, Madilen memiliki banyak keunggulan dibandingkan mading biasa. Madilen, mading abadi, mading hijau tanpa kertas dan jelas tidak akan mengganggu kelestarian hutan. Mari ganti mading kita dengan Madilen. Sehingga pohon-pohon di hutan dapat selalu tumbuh dan memberikan segala manfaatnya untuk kelangsungan hidup manusia.[]