More

    Revitalisasi Fungsi Gumuk Sebagai Upaya Penyelamatan Bumi

    Dina Mustika Rini

    Fenomena global warming diartikan sebagai meningkatnya temperatur di permukaan bumi  secara global, meliputi peningkatan temperatur atmosfir, temperatur laut dan temperatur daratan bumi yang menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap masa depan bumi manusia dan makhluk hidup lain. Berbagai macam dampak dari global warming telah banyak kita rasakan dalam hal-hal kecil seperti perubahan suhu permukaan bumi dan iklim yang makin tidak menentu.

    Jember, kota kecil di ujung timur Jawa Timur juga mengalami hal yang serupa. Namun jika berbagai referensi menyatakan bahwa penyebab peningkatan suhu permukaan bumi disebabkan oleh efek gas rumah kaca, meningkatnya emisi gas, dan beberapa sebab umum lainnya, maka Jember memiliki penyebab yang sedikit berbeda. Perubahan iklim dan suhu yang terjadi di Jember juga disebabkan oleh berkurangnya jumlah gumuk di Jember.

    - Advertisement -

    Gumuk

    Gumuk adalah sebutan untuk gundukan kesil menyerupai gunung yang mengandung unsur galian C. Gumuk bukanlah bukit karena unsur penyusun keduanya berbeda. Gumuk tersusun atas batu piring, pasir, dan batu pondasi. Sedangkan bukit sebagian besar tersusun atas tanah biasa.

    Fenomena gumuk adalah fenomena yang sangat langka karena keberadaannya yang hanya ada di dua negara yaitu Indonesia dan Jepang. Menurut Ir. Sutrisno M.S. salah seorang Dosen Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember,  bentangan serupa gumuk hanya ada di dua tempat di Indonesia yaitu Jember dan Tasikmalaya.

    Jember sangat terkenal dengan julukannya sebagai “Kota Seribu Gumuk”. Jumlah gumuk yang awalnya sekitar 1500-an kini hanya tinggal 600 karena eksploitasi yang dilakukan sejak tahun 1990. Kandungan galian gumuk yang memiliki nilai ekonomi tinggi memicu manusia untuk terus mengeruk dan mengubahnya menjadi lembaran uang.

    Serupa dengan hutan, gumuk juga bagian dari ekosistem alam yang menjaga keseimbangan alur hidup ekosistem. Sebagai sebuah ekosistem sudah tentu gumuk juga digunakan sebagai tumbuh berkembangnya jenis flora dan fauna tertentu serta dapat berperan dalam peresapan air.

    Beberapa fungsi yang membedakan gumuk dan hutan dalam menjaga keseimbangan ekosistem adalah tempat keberadaannya. Gumuk tidak hanya dijumpai di daerah pedesaan, namun juga banyak terdapat di perkotaan. Oleh karena itu beberapa gumuk terkadang bisa digunakan sebagai paru-paru kota.

    Tubuh gumuk juga dapat memecah angin. Jember yang sangat dekat dengan Samudra Hindia mengakibatkan banyak hembusan angin kencang yang datang. Keberadaan gumuk mampu memecah angin yang datang sehingga tidak lagi berbahaya. Fungsi gumuk yang demikian dimungkinkan memiliki peran dalam pembentukan iklim khas sejuk di daerah Jember. Iklim ini yang mengakibatkan tembakau yang ditanam di Jember memiliki rasa yang khas.

    Revitalisasi

    Keberadaan gumuk yang semakin lama semakin berkurang mengakibatkan keseimbangan ekosistem yang terganggu. Tidak lama kemudian hal ini akan menyebabkan berbagai dampak bagi manusia dan lingkungan. Salah satu dampak yang dapat dirasakan adalah meningkatnya suhu dan banyaknya angin kencang akibat tidak dapat tertahan oleh gumuk.

    Sama halnya dengan hutan, gumuk juga butuh upaya penyelamatan. Jika banyak program atau kegiatan yang memperjuangkan keberadaan hutan, maka gumuk juga butuh banyak diperjuangkan. Hal ini tentu saja bukan demi kepentingan Si Gumuk itu sendiri, melainkan untuk kepentingan manusia yang menikmati fungsinya. Oleh karena itu perlu adanya revitalisasi gumuk untuk menyelamatkan gumuk dari upaya eksploitasi pihak tertentu.[]

     

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here