SURABAYA, KabarKampus – Sebanyak 94 mahasiswa Insitut Teknologi Sepuluh November (ITS) harus menunda kelulusan dan tidak mengikuti wisuda ITS ke-111. Hal tersebut karena, selain belum menyelesaikan masa studi, para mahasiswa juga tersandung masalah nilai Test Of English as a Foreign Language (TOEFL) sebagai salah satu syarat kelulusan.
Sunarno SE, Kepala Bagian Badan Akademik dan Pengelolaan Data Pendidikan ini ITS mengatakan, sebanyak 1659 mahasiswa terdaftar menjadi calon wisudawan ITS ke-111. Namun hanya ada 1560 mahasiswa yang berhasil lolos yudisium baik di tingkat Fakultas maupun Institut.
“Sisanya mereka gagal dalam Yudisium. Salah satu penyebabnya adalah nilai TOEFL yang masih di bawah standar,” jelas Sunarno.
Sunarno menjelaskan, jika dibandingkan dengan wisuda ke-110, jumlah mahasiswa yang gagal yudisium pada tahun ini terbilang lebih buruk. Pada wisuda ke-110 dari 3985 mahasiswa yang mendaftar wisuda. Hanya 117 mahasiswa saja yang gagal diwisuda.
Menurutnya, bila dipresentasekan, setidaknya terdapat 5,67 persen mahasiswa yang gagal lolos pada wisuda ke-111. Sedangkan, pada wisuda ke-110 hanya terdapat 2,94 persen mahasiswa. “Sehingga jumlah mahasiswa ITS yang gagal diwisuda mengalami peningkatan sebesar 2,73 persen,” katanya.
Sementara itu, Dr Dra Ismaini Zain Msi, Ketua Tim Bidang Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Hubungan Alumni (LP2KHA) ITS ini mengaku pihaknya selama ini tidak pernah meningkatkan standar TOEFL bagi mahasiswa.
“Untuk mahasiswa D3 minimum skor TOFL 450. Sedangkan D4, S1, dan S2 skor minimumnya adalah 477. Lain halnya dengan S3 skor minimum TOFL yang harus dicapai adalah 500,” ungkap Ismaini.
Ia menjelaskan, skor TOEFL yang ditetapkan ITS tidak terlalu sulit untuk dicapai mahasiswa. Bahkan skor minimum TOEFL 477 terlalu rendah buat mahasiswa.
Menurut Ismaini, dari beberapa tahun sebelumnya, ITS telah memberlakukan tes awal TOEFL bagi mahasiswa baru. Hal ini dilakukan, agar ITS mengetahui kemampuan bahasa inggris tiap mahasiswa. “Nantinya, dari hasil TOEFL ini mahasiswa akan dikelompokan dalam beberapa tipe. Diantaranya tipe A, B, dan C,” ungkap Ismaini.
Selanjutnya kata Ismaini, berdasarkan Peraturan Rektor ITS tentang Peraturan Akademik ITS tahun 2014, ITS membuat kebijakan untuk meningkatkan atmosfer internasionalisasi. Ia menjelaskan ITS menerapkan kuliah berbahasa inggris selama satu semester. Selain itu, sedikitnya terdapat dua mata kuliah berbahasa inggris yang ditawarkan kepada mahasiswa oleh jurusan atau program studi masing-masing.
”Namun, peraturan ini hanya berlaku bagi mahasiswa yang memiliki skor TOEFL minimal 477,” tambahnya.[]