Telkom University (Tel-U) meraih penghargaan dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Penghargaan ini diberikan d dalam acara Puncak Peringatan Hari Kekayaan Intelektual Se-Dunia ke 15 di Gedung Kemenkumham, Jakarta.
Tel-U meraih penghargaan ini karena dinilai telah memenuhi syarat kepatuhan penggunaan program computer (software) yang asli dan berlisensi di lingkungan Universitas. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Prof.Dr. Ahmad M. Ramli, Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dan Yasonna Hamonangan Laoly, Menteri Hukum dan HAM RI kepada Dr. Heroe Wijanto, Wakil Rektor Tel-U.
Menurut Yasonna, pemerintah mendukung masyarakat Indonesia antipemalsuan. Karena pemalsuan merupakan sebuah pelanggaran keras yang harus dihindari.
“Setiap karya yang ada pasti memiliki penciptanya, sehingga sebagai penikmat karya harus menghargai para penciptanya,” ujarnya.
Ia menambahkan dengan menghindari pemalsuan bangsa Indonesia akan menghargai kreasi dan inovasi anak bangsa. “Teruslah berkreasi dan berinovasi untuk mencapai mahakarya, jadilah manusia kreatif Indonesia,” ujar Yasonna.
Sementara itu, Dr. Heroe Wijanto mengatakan, penghargaan ini sebagai sesuatu yang wajar karena sejatinya setiap orang harus menghargai karya orang lain dan salah satu cara untuk menghargainya adalah dengan membeli versi aslinya.“Tapi yang lebih penting lagi, saya harap penghargaan ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk para periset di Tel-U agar tidak hanya menjadi pengguna tapi juga bisa menjadi pencipta atau creator yang baik,” ujar Heroe.
Adapun Puncak Peringatan Hari kekayaan intelektual Se-Dunia yang ke 15 ini mengangkat tema ‘Get Up, Stand Up For Music’. Dalam kegiatan bersamaan, ditetapkan juga Duta HKI Indonesia yaitu Afgansyah Reza, seperti yang diketahui Afgan merupakan salah satu musisi Indonesia yang memiliki banyak penggemarnya. Afgan diangkat untuk kedua kalinya sebagai Duta HKI.[]
